CIREBON-
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, mengatakan, tiga
mantra TNI baik laut, udara dan darat harus bersinergi dalam menjaga
kedaulatan negara dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara poros
maritim.
"Kuncinya adalah TNI Angkatan Laut yang dibantu
TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Darat menjaga wilayah perairan
Indonesia," kata Mendagri dalam sambutannya pada Puncak Hari
Nusantara 2017 di Dermaga Muara Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat,
Rabu.
Wilayah yang harus dijaga oleh TNI, lanjut Tjahjo, mulai
dari Pulau Rondo, Natuna, Sebatik, Bitung, Morotai, Selaru hingga
Atambua dan Malaka. Bahkan, dalam waktu dekat ini TNI AL akan
memiliki tiga kapal selam.
"TNI AL juga memiliki 151
kapal perang yang sudah dilengkapi dengan persenjataan,"
tuturnya.
Menurut dia, Indonesia sebagai negara kepulauan
jangan dijadikan sebagai pemisah, tetapi sebagai pemersatu bangsa.
"Deklarasi Djoeanda" tanggal 13 Desember 1957, dimana
deklarasi tersebut merupakan sebuah keputusan untuk menyatukan
Indonesia sebagai negara kepulauan berbeda.
Pada pidato
Presiden Joko Widodo, kata Tjahjo, masyarakat Indonesia sudah sejak
lama memunggungi laut, samudera dan teluk. Padahal, Indonesia sebagai
negara maritim, laut merupakan masa depan bangsa.
Kemudian,
kementerian/lembaga menerjemahkan untuk melaksanakan pembangunan dan
pengelolaan kelautan nasional, kedaulatan, dan kesejahteraan.
Oleh
karena itu, pemerintah mulai memperkuat ketahanan maritim Indonesia
dengan salah satu upayanya yaitu memberantas illegal fishing, agar
kekayaan laut Indonesia dapat dinikmati seutuhnya oleh masyarakat
Indonesia. Selain itu pemerintah juga memaksimalkan laut untuk
meningkatkan efisiensi logistik dengan membangun jalur tol laut.
"Ke
depan akan kami usulkan program yang berkaitan dengan maritim akan
dijadikan satu, jangan kemarin ada Sail Sabang (Aceh) sekarang Hari
Nusantara (Cirebon) besok hari nelayan, dan sebagainya. Ini kalau
dijadikan satu makin meriah semarak, dan efisien," kata
Tjahjo.
Tjahjo mengatakan, peringatan Hari Nusantara tidak
hanya dilakukan secara seremonial saja, tetapi dijadikan modal
pembangunan maritim, ketahanan nasional kelautan dan integrasi
pulau-pulau kecil.
Menurutnya, perayaan ini akan memperkuat
bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari, untuk dapat mewujudkan
nawacita Indonesia sebagai poros Maritim.
"Deklarasi
Djuanda merupakan tonggak penyatuan Republik Indonesia yang utuh
antara pulau satu dengan pulau yang lain, sehingga tidak lagi
terdapat wilayah laut internasional," ujar Tjahjo.
Jejak
sejarah
Dipilihnya Cirebon sebagai tempat digelarnya Hari
Nusantara, tambah dia, karena memang Cirebon punya jejak sejarah
sebagai daerah poros maritim. Cirebon adalah wilayah strategis
sebagai jalur laut yang tegak lurus terhubung dengan Selat
Sulawesi.
"Sekarang sudah ada tol laut. Diharapkan dengan
adanya tol laut, perdagangan antar pulau seperti antara Jawa dan
Sumatera tak lagi terhambat. Kalau ingat lagu wajib dari Sabang
sampai Merauke sambung menyambung itulah Indonesia, sekarang jadi
kenyataan," kata Tjahjo.
Hadir dalam acara itu, Gubernur
Jabar Ahmad Heryawan, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana
TNI Ade Supandi, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo, dan
pejabat daerah serta petinggai TNI AL.
Kepala Staf TNI AL
(Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan, tiga tahun pemerintahan
Jokowi untuk menjadikan Indonesia poros maritim capaiannya
positif.
"Kita bisa lihat pembangunan pertahanan yang
sudah tampak dalam melanjutkan program kekuatan pokok minimum
(Minimum Essential Force/MEF) yang ditentukan pada
pemerintahan sebelumnya, kemudian dilanjutkan oleh Presiden Jokowi,"
katanya.
Bagi TNI AL, program Angkatan Laut dalam pembangunan
kekuatan sudah terpenuhi. Artinya, kita mampu melaksanakan
tugas-tugas yang diamanahkan dalam implementasi poros maritim dunia
yang dicanangkan Presiden Jokowi, kata Kasal.
Menanggapi Hari
Nusantara, mantan Kasum TNI ini menambahkan, dengan adanya deklarasi
Joeanda diprediksi luas wilayah laut Indonesia bertambah. “Kita
juga harus mampu mengamankan luas wilayah tersebut dan mengelola laut
untuk kesejahteraan masyarakat pesisir,” ucapnya.
Keberhasilan
diplomasi
Adapun Hari Nusantara adalah peringatan
keberhasilan diplomasi Indonesia agar prinsip negara kepulauan diakui
secara internasional melalui instrumen Konvensi Hukum Laut
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) 1982. Pengakuan ini sebelumnya
didahului oleh diumumkannya dalam Deklarasi Djoeanda tanggal 13
Desember 1957.
Pada puncak peringatan Hari Nusantara yang akan
digelar pada 13 Desember 2017 yang dipusatkan di Dermaga Muara Jati,
Kota Cirebon Jawa Barat, TNI Angkatan Laut akan memamerkan kekuatan
Alutsista dengan mengerahkan 11 Kapal Perang Republik Indonesia
(KRI), sekaligus mendemonstrasikan kemampuan para prajurit dengan
menyimulasikan penyelamatan korban kecelakaan di laut dan demonstrasi
terjun payung oleh para prajurit dari pasukan elite TNI AL.
Ke-11
unsur KRI yan terlibat pada Peringatan Hari Nusantara 2017, yaitu KRI
Sidat-851, KRI KRI Tatihu-853, KRI Pari-849, KRI Terapang-648, KRI
Teluk Sibolga-536, KRI Teluk Celukan Bawang-532, KRI Celurit-641, KRI
Kujang-642, KRI Cakalang-852, KRI Kurau-856, KRI Banjarmasin-592, KAL
COBRA, dan Patkamla Gebang.
Tidak ketinggalan TNI AL juga
melibatkan unsur udaranya dengan mengerahkan 2 Cassa, 2 Helly Bell,
serta 1 Helly BO dari jajaran Penerbangan Angkatan Laut.
Selain
unsur TNI AL juga melibatkan kapal-kapal dari instansi maritim
lainnya yakni Kapal KN 4801 dari Bakamla RI, Kapal Pol Air, Kapal Bea
Cukai, Kapal KKP, Kapal SAR, Kapal Navigasi Dirjen Hubla dan Kapal
Nelayan Setempat sejumlah kurang lebih 100 kapal.
Dalam
kegiatan ini, TNI AL juga mengerahkan Rumah Sakit Lapangan
(Rumkitlap) Marinir yang didirikan guna menggelar bakti sosial
kesehatan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP)
Cirebon. Tidak ketinggalan, TNI AL juga ikut serta pada Pameran Hari
Nusantara, dengan mengerahkan dua unit Truk Pameran Portable yang
akan menyosialisasikan berbagai hal terkait TNI AL dari Dinas
Penerangan Angkatan Laut.
Rangkaian kegiatan Upacara Pokok
Hari Nusantara Tahun 2017 dan dilanjutkan dengan demo yang terdiri
dari Tarian Topeng Kolosal, Demo Penanggulangan Kecelakaan di laut
yang melibatkan Tim SAR gabungan unsur TNI AL dengan unsur Basarnas
dan unsur maritim lainnya.
Dalam Demo tersebut, juga
menampilkan kesigapan Tim Dinas Kesehatan Koarmabar dalam evakuasi
dan penanganan korban kecelakaan di laut.
Demo dilanjutkan
dengan atraksi Terjun Payung para Prajurit TNI AL serta ditutup
dengan Sailling Pass Kapal-kapal TNI AL, unsur maritim dan perahu
nelayan. Selanjutnya Pangarmabar meninjau kesiapan Pameran dan
kegiatan Bakti sosial. (gor/ant)
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Berita Terkait