KARAWANG, investor.id – PT Nestlé Indonesia memaparkan upaya penanganan kemasan berkelanjutan (sustainable packaging) untuk memastikan 100% kemasan yang digunakan dapat didaur ulang atau digunakan kembali, dan mengurangi 1/3 resin plastik baru pada 2025 sebagai cara untuk melindungi, memperbarui, dan memulihkan lingkungan.
Hal tersebut disampaikan saat Nestlé menggelar diskusi bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), Sustainable Waste Indonesia (SWI) dan KSM Sahabat Lingkungan di Pabrik Nestlé, di Karawang, Jawa Barat pada Selasa (2/8).
Baca Juga: Tropical Go Green Olah Sampah Plastik
Dalam keterangan tertulis, Nestlé Indonesia mengatakan berupaya mengurangi sampah kemasan guna mendukung usaha pemerintah untuk mengurangi dampak sampah pada lingkungan, yang mana sejalan dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
Sebagai langkah nyata, Nestlé Indonesia pun menunjukkan pendekatan melalui tiga strategi utama untuk mendukung pemerintah dalam Peta Jalan Pengurangan Sampah, yaitu dengan mengurangi kemasan (less packaging), membuat kemasan yang lebih baik (better packaging), dan meningkatkan sistem yang ada (better system).
Baca Juga: Kementerian Investasi Siap Fasilitasi Perluasan Investasi Nestle di Indonesia
Pendekatan tersebut juga melalui lima pilar untuk mengurangi (reduce), mendesain ulang (redesign), mengisi ulang dan menggunakan kembali (refill and reuse), mendaur ulang (recycle), serta mengubah perilaku (rethink behavior) di mana implementasinya membutuhkan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, di antaranya pemerintah setempat, SWI, KSM Sahabat Lingkungan, Waste4Change, Repal, serta melalui Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE) dan IPRO.

Direktur Pengurangan Sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sinta Saptarini Sumiarmo pun menyambut baik inisiatif Nestlé Indonesia yang sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi sampah sebesar 30% pada 2030.
“Kami juga menghargai upaya Nestlé dalam mendesain ulang kemasannya dengan menggunakan 100% sedotan kertas, juga mengumpulkan dan mengelola kembali sampah kemasan pasca konsumsi dari konsumen. Upaya Nestlé ini merupakan bukti konkret komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. Kami berharap upaya ini bisa terus dilakukan bersama dengan pemangku kepentingan lain,” ujar Sinta dalam keterangan.
Baca Juga: Bantu Penanganan Sampah, Nestle Indonesia Resmikan RPM
Sedangkan Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar menggarisbawahi berbagai upaya yang telah dilakukan Nestlé, di antaranya mengembangkan kemasan inovatif yang bisa didaur ulang dengan mengurangi material plastik untuk produk makanan dan minumannya, seperti Dancow, Milo, Nescafe, dan Koko Krunch.
“Kami juga memastikan penggunaan sedotan kertas pada semua kemasan minuman siap konsumsi kami, mengubah kemasan multilayer menjadi mono-material, dan juga menggunakan bahan daur ulang pada secondary packaging. Kami juga mengupayakan pengumpulan sampah kemasan setelah dikonsumsi oleh pengguna, baik melalui pengumpulan sampah langsung maupun melalui fasilitas Tempat Pengolahan Sampah - Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), seperti TPS3R Baraya Runtah di Karawang,” katanya.
Baca Juga: Program Daur Ulang, Setahun Sampah Warga Jakarta Setara 185 Candi Borobudur
Ditambahkan oleh Ganesan, selain mengembangkan inovasi kemasan yang dapat didaur ulang, Nestlé juga mengembangkan sistem daur ulang dan guna ulang seperti studi kemasan daur ulang pada 2021 bersama Siklus. Yakni mendukung peningkatan angka daur ulang & manajemen sampah dengan 15 fasilitas TPST/TPS3R, kemitraan dengan lebih dari 20 kelompok pelapak dan pendaur ulang, dan kegiatan bersama PRAISE – IPRO. Nestlé pun mempromosikan gaya hidup bebas sampah dengan edukasi pentingnya memilah sampah dari sumber untuk mendukung manajemen persampahan.
“Di samping upaya-upaya tersebut, Nestlé juga menyadari pentingnya kerja sama multipihak untuk mencapai masa depan yang lebih ramah lingkungan. Kami berkomitmen untuk memastikan semua kemasan yang digunakan dapat didaur ulang dan juga bertekad untuk mengumpulkan dan memproses sampah plastik pasca konsumsi, sebesar yang digunakan untuk produksi mulai 2021. Melalui kolaborasi, kami akan melanjutkan kebaikan karena kami sadar hal ini hanya dapat dicapai dengan usaha yang berkesinambungan dan kerja sama dengan dengan berbagai pihak untuk mendukung percepatan upaya pengumpulan dan daur ulang,” demikian penjelasan Ganesan.
Editor : Happy Amanda Amalia (happy_amanda@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily