Kamis, 23 Maret 2023

Kasus SVB Tekan Pasar Saham dan SUN

Zsazya Senorita / Muawwan Daelami
13 Mar 2023 | 05:00 WIB
BAGIKAN
Investor memantau pergerakan saham di MNC Sekuritas, Jakarta. (B-Universe Photo/David Gita Roza)
Investor memantau pergerakan saham di MNC Sekuritas, Jakarta. (B-Universe Photo/David Gita Roza)

JAKARTA, investor.id – Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) diprediksi menekan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harga surat utang negara (SUN) pekan ini. Sebelum kasus ini mencuat, pasar saham dan SUN sudah terlebih dahulu tertekan oleh sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed)

Pekan lalu, indeks saham turun 7% ke level 6.765. Adapun pekan ini, IHSG diprediksi bergerak di level 6.720-6.830 sebagai support dan resistance. Dari sentimen global, pergerakan IHSG  masih berkaitan dengan kondisi ekonomi AS, sedangkan dari domestik, ada angin segar berupa  keputusan pembagian dividen bank bank besar.

“Jika data tenaga kerja dan inflasi AS bagus, ini akan positif untuk pasar ekuitas, meskipun secara keseluruhan tone cenderung melemah, karena FOMC bulan ini diproyeksikan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps)” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih, akhir pekan lalu.

Advertisement

Selain itu, dia menuturkan, perhatian pelaku pasar pekan ini akan tertuju pada hasil rapat umum pemegang saham besar, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), terutama terkait kebijakan dividen tahun buku 2022.

Dia merekomendasikan buy BBRI di area Rp 4.820, resistance di level Rp 4.950 serta pertimbangkan cut loss apabila menembus level support Rp 4.700. Kemudian, buy AMRT di

area Rp 2.810, target harga Rp 2.960 sebagai level resistance, dan cut loss bila di bawah Rp 2.750. Lalu, buy CMRY di area Rp 4.450, target harga Rp 4.620, dan cut loss Rp 4.300.

Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono menilai, tutupnya SVB bisa menimbulkan kecemasan pelaku pasar. Padahal, pasar sudah dihantam sentimen negatif suku bunga tinggi AS.

“Jadi, jika tidak ditanggulangi, bisa merembet juga dan dampaknya bisa luas. Ini jelas sentimen negatif untuk risk off,” tegas Wahyu.

Wahyu memproyeksikan IHSG pekan ini berada pada kisaran 6.800-7.000 untuk level resistance dan 6.700-6.500 sebagai level support.

Kinerja SUN

Di sisi lain, kebangkrutan SVB bisa mendongkrak imbal hasil (yield) SUN 10 tahun mendekati 7,1%. Apalagi, Ekonom KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memprediksi, The Fed masih hawkish dan berpotensi menaikkan FFR 25 bps ke level 4,75-5% bulan ini, sehingga mendorong yield US Treasury bergerak volatile.

Terbukti, pada awal pekan lalu, dia menyatakan, yield SUN naik. Sebab, ekspektasi kenaikan FFR membuat pelaku pasar mengalihkan dana ke US Treasury. Kondisi ini akan diperparah oleh kebangkrutan SVB.

Senada, ­Fixed income analyst Pefindo Ahmad Nasrudin memperkirakan harga SUN pekan ini cenderung tertekan karena masih tingginya aktivitas spekulatif seperti pekan lalu. “Saya perkirakan yield SUN 10 tahun pekan ini bergerak di kisaran 6,73-7,31% dari penutupan minggu sebelumnya di level 6,96%,” ujar dia.

Dia mencatat, secara neto, asing tercatat menorehkan jual bersih sebesar Rp 2,54 triliun di pasar surat berharga negara (SBN) selama 3-10 Maret 2023. Di pasar saham, mereka juga telah  membukukan jual bersih sebesar Rp 0,21 triliun.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus berpendapat, pergerakan capital outflow yang terjadi beberapa pekan terakhir tidak bertahan lama.

Pasalnya, pekan ini, inflasi AS diprediksi menurun. Begitu pula dengan inflasi di Eropa. “Ini menjadi poin penting karena akan mampu mendorong imbal hasil obligasi menurun dengan harapan The Fed hanya menaikkan FFR 25 bps,” kata dia.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Finance 4 menit yang lalu

Ekonom Proyeksi BI Pertahankan Suku Bunga 5,75% Sepanjang 2023

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRR) sebesar 5,75% tahun ini.
Business 1 jam yang lalu

Riset Snapcart: Gratis Ongkir Jadi Daya Tarik Konsumen untuk Belanja Online

Penawaran menarik khususnya gratis ongkir sepertinya akan selalu menjadi salah satu kunci daya tarik utama
International 1 jam yang lalu

Bank Sentral Swiss Naikkan Suku Bunga 50 bps di Tengah Kekacauan

Bank sentral Swiss (Swiss National Bank/ SNB) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (23/3).
Market 2 jam yang lalu

Kekayaan Lim Hariyanto Pemilik Harita Melonjak, Geser Posisi 12 Konglomerat!

Kekayaan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, pemilik Grup Harita, tiba-tiba melonjak. Bahkan mengalahkan 12 atau selusin konglomerat.
Business 2 jam yang lalu

Ini Bukti Komitmen Ekonomi Berkelanjutan GRP

PT Gunung Raja Paksi (GRP) berkomitmen penuh menerapkan prinsip environment, social, and governance (ESG) dalam menjalankan roda perusahaan.
Copyright © 2023 Investor.id