JAKARTA, investor.id - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan forum negara-negara yang tergabung dalam G20 akan bekerjasama atau melakukan langkah joint action untuk merancang kebijakan guna meredam dampak virus korona atau Covid-19 terhadap ekonomi dunia.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa dalam pertemuan G20 yang diadakan melalui telekonferensi ada lima aspek yang menjadi fokus pembahasan negara anggota untuk mencari langkah-langkah penanganan wabah virus Korona dengan pendekatan kemanusiaan.
Pertemuan ini dilakukan oleh menteri keuangan, gubernur bank sentral negara-negara G20 serta lembaga dan organisasi dunia PBB, Bank Dunia, IMF, dan OECD.
Aspek pertama adalah pembahasan mengenai langkah-langkah untuk pencegahan dengan melakukan joint action, terkait aspek kemanusiaan khususnya kesehatan itu diatasi secara baik.
"Bagaimana negara-negara melakukan langkah-langkah protokol untuk mencegah bahwa wabah maupun penyebarannya. Dan melakukan langkah-langkah bersama untuk mengatasi dari aspek kesehatan dari sharing pengalaman maupun juga kerjasama dalam penyediaan medical supplies kesehatan obat-obatan maupun yang lain-lain,” jelasnya dalam telekonferensi virtual di Jakarta, Selasa (24/3).
Aspek kedua, rapat G20 menekankan pentingnya kebijakan fiskal dan moneter untuk sektor keuangan untuk dilakukan bersama secara global.

Menurut Perry, G20 mengharuskan stimulus fiskal besar untuk menangani dampak Covid-19 ke masyarakat, UMKM, dan dunia usaha.
"Beban masyarakat bisa diatasi dengan stimulus fiskal sesuai ketentuan masing-masing negara. Sebagaimana Bank Sentral melakukan langkah-langkah bersama dalam mengatasi bagaimana aspek aspek dampak covid termasuk juga mengatasi kepanikan pasar keuangan Global," jelasnya.
Sementara itu, untuk meredam kepanikan di pasar keuangan, Bank Sentral, kata Perry tak hanya mengatasinya melalui penurunan suku bunga acuan, tetapi melakukan langkah menambah likuiditas, injeksi likuiditas di pasar keuangan di perbankan.
"Sebagaimana juga Bank Sentral juga mengurangi beban bagi perbankan maupun sektor keuangan dalam pembiayaan ekonomi khususnya bagi korporasi UMKM masyarakat termasuk koordinasi nya dengan Otoritas Jasa Keuangan masing-masing negara. Jadi semua komitmen dari berbagai negara untuk melakukan koordinasi baik secara nasional fiskal, moneter maupun sektor keuangan dan koordinasi antar Negara," jelasnya.
Kemudian yang ketiga, terkait langkah bank dunia, IMF dan lembaga keuangan internasional untuk meningkatkan pendanaaan dalam mengatasi keketatan likuiditas dolar secara global.
Kemudian, IMF merencanankan akan special drawing right, demikian juga menyediakan swap line kepada seluruh negara, karena ini masalah di global, tanpa persyaratan apapun.
Keempat, Bank Dunia juga meningkatkan pendanaan kepada negara-negara, khususnya negara emerging dan juga negara berkembang untuk mengatasi berbagai program baik kesehatan maupun juga untuk UMKM dan masyarakat luas.
Terakhir, Perry mengatakan bahwa pembahasan secara teleconference dengan anggota G20 dijadwalkan akan dilakukan kembali pekan depan. Hal ini untuk mempereat koordinasi kebijakan antar negara terkait penanganan virus korona.
"Pekan depan kita juga bertemu kembali melalui video conference agar langkah-langkah secara secara global baik dari aspek kesehatan dari koordinasi kebijakan fiskal moneter sektor keuangan dari langkah langkah lembaga-lembaga internasional maupun langkah-langkah. Selain itu dilakukan sebagai joint collective action from global untuk mengatasi ini," tegasnya.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS