JAKARTA- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, perbaikan atau pemulihan ekonomi nasional tidak secepat yang diperkirakan.
Dia menilai, berbagai indikator telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang tercermin pada kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020, meskipun masih kontraksi 2,19% dibanding kuartal IV-2019. Angka itu lebih baik dibandingkan pertumbuhan kuartal III-2020 yang minus 3,49% (yoy) dan kuartal II minus 5,32% (yoy). Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan ekonomi minus 2,07% (yoy).
"Tapi pertumbuhan 2020 lebih rendah dari perkiraan kami dengan kontraksi 1% hingga 2% ," ujar Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (9/2).
Menurut dia, pada kuartal IV-2020, konsumsi rumah tangga minus 3,61% (yoy). Angka ini membaik dibandingkan kuartal III yang minus 4,05% (yoy) maupun kuartal II minus 5,52% (yoy).
“Di beberapa perbaikan, kelihatan sisi ekspor cukup bagus. Konsumsi pemerintah lewat stimulus fiskal mendukung perbaikan ekonomi,” ujarnya.
Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto atau investasi, masih tetap menunjukkan kontraksi. Selama kuartal IV minus 6,15%. “Yang jadi isu, investasi bangunan masih belum meningkat secara cepat,” jelasnya.
Untuk ke depan, Perry menyebut berbagai indikator pendorong pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat yang tercermin pada indeks ekspektasi penjualan, kinerja ekspor impo,r dan kinerja manufaktur. Namun kecepatan pemulihan ekonomi masih ditentukan oleh vaksinasi. Sebab indikator mobilitas masyarakat di kota besar kembali menunjukan penurunan sejak Desember dan Januari, padahal pada November sempat meningkat.
Editor : Hari Gunarto (hari_gunarto@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS