JAKARTA, Investor.id - Nilai ekspor pada Juni 2021 mencapai US$ 18,55 miliar atau naik 9,52% dibanding ekspor Mei 2021 (month to month/mtm). Sedangkan jika dibandingkan Juni 2020 (year on year/yoy) nilai ekspor naik cukup signifikan, sebesar 54,46%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan ekspor non migas mencapai US$ 17,31 miliar atau naik 27,23% dari Mei 2021 dan 117,15% dari posisi Juni 2020. Secara bulanan, kenaikan di sektor migas ini disebabkan oleh kenaikan ekspor minyak mentah (28,52%), hasil minyak (63,34%) dan nilai gas naik (18,15%). Bila dilihat secara tahunan, komoditas yang menyebabkan kenaikan harga yaitu minyak mentah yang naik cukup besar (581,78%) dan hasil minyak yang naik 26,77%.
“Jadi ekspor migas di bulan Juni beberapa komoditas seperti minyak mentah, hasil minyak, gas mengalami kenaikan,” ucap Margo Yuwono saat telekonferensi pers di Kantor BPS pada Kamis (15/7).
Sedangkan ekspor non migas pada Juni tercatat sebesar US$ 17,31 miliar, naik 8,45% dari Mei 2021, dan naik 51,35% dari posisi Juni 2020. Secara bulanan, komoditas yang memberikan sumbangan untuk kenaikan ekspor yaitu besi dan baja (32,31%), kendaraan dan bagiannya (42,19%); bijih, terak, dan abu logam (35%); mesin dan perlengkapan elektrik (15,87%); dan alas kaki (33,01%).
Secara tahunan ada beberapa komoditas yang memberikan sumbangan kenaikan untuk ekspor non migas. Pertama, besi dan baja naik 181,19%, dengan negara tujuan utama Tiongkok, Taiwan, Malaysia. Kedua, bahan bakar mineral nilainya naik 95,59%, dengan tujuan utamanya adalah Tiongkok, India, dan Malaysia. Ketiga yaitu lemak dan minyak hewan nabati yang secara tahunan naik 32,56% dengan negara tujuan utama Tiongkok, Pakistan, Amerika Serikat.
“Perkembangan ekspor secara total maupun ekspor non migas menjadikan tahun 2021 semoga tren ini terus terjadi di bulan-bulan berikutnya sehingga bisa menuju pemulihan ekonomi Indonesia,” ucap Margo Yuwono.
Editor : Totok Subagyo (totok_hs@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS