JAKARTA, investor.id - Dua pelaku usaha kecil menengah (UKM) eksportir damar batu dan lidi sawit binaan Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil menembus pasar Asia Selatan.
Para pelaku UKM tersebut adalah CV Miracle Agro Spices dan CV Masagenah Group. Keduanya merupakan peserta program pendampingan ekspor Kemendag, Export Coaching Program (ECP).
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi, komoditas-komoditas ini diekspor ke India dan Pakistan yang merupakan negara tujuan ekspor nontradisional di kawasan Asia Selatan. Dirinya menjelaskan, jumlah UKM peserta ECP yang berhasil ekspor juga kian bertambah.
“Pelaku usaha yang menjadi peserta pendampingan mampu merambah beberapa pasar ekspor nontradisonal dengan produk yang beraneka ragam,” kata Didi, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Sabtu (9/10).
Komoditas damar batu diekspor oleh CV Miracle Agro Spices asal Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).
Damar batu produksi UKM ini berhasil diekspor ke India dengan nilai US$ 56,7 ribu dan volume 20 kontainer 20 feet. Jika memperhitungkan pengiriman sampai dengan November 2021 mendatang, maka total transaksi ekspor yang akan didapatkan CV Miracle Agro Spices akan mencapai US$ 113,5 ribu.
CV Miracle Agro Spices merupakan peserta ECP 2021 untuk wilayah Jawa Timur. ECP di Jawa Timur merupakan kerja sama Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim.
Sementara itu, CV Masagenah Group asal Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil mengekspor perdana produk lidi sawit ke Pakistan sebanyak 1 kontainer 40 feet dengan total nilai ekspor USD 9,2 ribu. CV Masagenah Group merupakan peserta ECP di Kaltim. ECP di Kaltim merupakan hasil kerja sama Kemendag dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim.
Direktur CV Miracle Agro Spices Hana Beladina mengapresiasi dukungan Kemendag.
"Kami sangat antusias dengan ECP yang sangat bermanfaat menjadikan kami lebih siap memasuki kancah ekspor. Jika kami diberi kesempatan bergabung dalam pameran Trade Expo Indonesia, akan kami manfaatkan dengan sungguh-sungguh,” ungkap Hana.
Diketahui, ECP merupakan kegiatan pembinaan UKM selama satu tahun yang digelar Balai Besar Pendidikan dan Pengembangan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag.
Lingkup ECP mencakup peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor.
Di Jatim, ECP sudah sampai tahap kelima dari delapan tahapan, yakni penjajakan dengan calon buyer (business matching).
Dilakukan secara virtual pada Kamis (7/10), calon pembeli mancanegara difasilitasi Atase Perdagangan Kuala Lumpur, Atase Perdagangan Canberra, Atase Perdagangan Brusel, serta Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei.
Peserta ECP diberi pendampingan mengenai kesiapan dokumen ekspor, bernegosiasi dengan calon pembeli, pengetahuan tentang kepabeanan dan pengiriman barang ekspor, kalkulasi harga ekspor, dan sistem pembayaran ekspor.
Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo menyampaikan, hingga hari ini sudah ada lima pelaku usaha peserta ECP Jatim yang telah berhasil ekspor dengan nilai total US$ 159,8 ribu atau sekitar Rp 2 miliar. Secara total dari 10 wilayah diadakannya ECP, sudah ada 18 pelaku usaha yang berhasil ekspor dengan total nilai USD 374,7 ribu atau sekitar Rp 5,4 miliar.
“Program ECP ditujukan bagi para pelaku usaha yang telah mendaftarkan diri dan memenuhi kriteria untuk mengikuti program pendampingan ekspor dan melalui proses verifikasi. Para peserta memperoleh pengetahuan ekspor secara komprehensif dan memiliki kesempatan menjalin jaringan dalam perdagangan internasional,” jelas Heryono.
Tahun ini, ECP dilaksanakan di 10 kota, yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Bandar Lampung, Jakarta, Yogyakarta, Banda Aceh, Serang, Samarinda dan Makassar. Sebanyak 30 pelaku UKM di setiap wilayah akan didampingi selama program berjalan.
Di tengah pandemi Covid-19, peserta ECP tetap mendapatkan pendampingan secara daring melalui webinar serta business matching dari para perwakilan perdagangan Indonesia di berbagai negara. Para peserta pendampingan juga berkesempatan mengikuti kurasi pameran internasional.
Editor : Jayanty Nada Shofa (JayantyNada.Shofa@beritasatumedia.com)
Sumber : PR
Berita Terkait