JAKARTA, investor.id -- Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menyatakan penerbangan domestik diprediksi mulai membaik pada awal 2022 dan kembali pada titik optimalnya pada 2024. Sedangkan penerbangan internasional diperkirakan mulai membaik pada 2023 dan kembali ke titik optimalnya pada 2026.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menjelaskan, prediksi tersebut didasarkan pada analisis global. Supaya prediksi tersebut terwujud, maka semua maskapai nasional, pemerintah, hingga stakeholders harus ketat dalam mengelola pandemi melalui vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan (prokes).
"Banyak analisis global memprediksi penerbangan mulai improve pada awal 2022. Untuk penerbangan domestik akan kembali ke level optimal pada 2024. Sedangkan, penerbangan intenasional mulai improve pada akhir 2023 dan kembali ke level pada 2026," kata Denon dalam pembukaan rapat umum anggota INACA 2021 secara daring pada Kamis (18/11).
Denon menjelaskan, pandemi Covid-19 menekan bukan hanya industri penerbangan dunia, tapi juga industri pariwisata. Dampak itu juga terasa ke pasar penerbangan dan pariwisata Indonesia.
Lebih lanjut, Denon mengatakan, kini sudah ada program vaksinasi yang dijalankan pemerintah yang diharapkan bisa menopang pemulihan ekonomi, termasuk industri penerbangan. Vaksinasi merupakan faktor penentu atau game changer dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Namun, menurut dia, masih ada dua isu terkait vaksinasi. Pertama, tantangan percepatan dan pemerataan program vaksinasi, serta tantangan atas komunitas antivaksin. Kedua, efikasi vaksin.
"Karena itu, kunci dari pemulihan industri aviasi adalah program vaksinasi secara nasional, yakni dengan kebijakan regulasi serta sosialisasi dari pemerintah untuk meningkatkan kepedulian terhadap vaksinasi sehingga bisa mengakselerasi jumlah yang tervaksinasi," papar Denon.
Selain itu, terang Denon, penerapan protokol kesehatan harus konsisten dan ketat agar pandemi tak berkelanjutan. Kemudian, maskapai juga perlu dukungan instrumen dari berbagai pihak dalam proses pemulihannya.
"Koordinasi di antara kementerian dan instansi terkait merupakan keharusan dalam menetapkan kebijakan yang mendukung industri penerbangan bertahan saat dan setelah pandemi. Juga harus ada kebijakan stimulus untuk industri penerbangan di negeri ini," imbuh Denon.
Sedangkan untuk pemulihan penerbangan internasional diperlukan penguatan diplomasi secara bilateral maupun multilateral.
"Kita harus menguatkan diplomasi bilateral dan multilateral. Selain itu, menerapkan relaksasi terhadap travel restriction. Pemulihan industri penerbangan diharapkan bisa memberikan leverage terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," sebut Denon.
Editor : Nurjoni (nurjoni@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS