JAKARTA, investor.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta pemerintah segera mengambil langkah untuk mengintervensi mahalnya harga kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan impor. Selama ini Indonesia masih bergantung pada impor kedelai, di mana 80% kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan tempe berasal dari impor.
Ia juga tidak sepakat dengan sikap pemerintah yang lebih menyerahkan masalah harga kedelai pada mekanisme parar. Kebijakan memberikan bantuan bagi pengrajin tahu dan tempe untuk menekan biaya produksi yang dipilih pemerintah menurutnya juga tidak akan bisa menurunkan harga jual tahu dan tempe. Pengusaha tahu tempe akan tetap menjadikan harga kedelai yang tinggi sebagai patokan untuk menentukan harga.
Baca juga: Tahu-Tempe Mulai Tersedia di Pasar Bogor
“Kalau saya sih pemerintah harus melakukan intervensi terhadap harga kedelai. Kalau pemerintah tidak intervensi, harga kedelai pasti mahal. Kalau harga kedelai mahal, walaupun gas dibantu, listrik dibantu, bangunan dibantu, tetap tahu tempe akan mahal karena bantuan itu tidak akan diakui pengusaha tahu dan tempe sebagai komponen yang menurunkan harga produksi mereka,” kata Dedi dalam program Zooming with Primus bertajuk “Mengatasi Krisis Kedelai” yang disiarkan langsung di Beritasatu TV, Kamis (24/2/2022).

Dedi juga menyayangkan sikap pemerintah yang lambat dalam melakukan intervensi terhadap harga kedelai. Padahal komoditas ini menjadi bahan baku utama membuat tahu dan tempe yang banyak dikonsumsi masyarakat.
Baca juga: Harga Kedelai Mahal, Ratusan Pengrajin Tahu-Tempe Bogor Kompak Mogok Produksi
“Kita ini suka aneh, kenapa kalau bicara kebutuhan publik yang begitu luas, menyangkut perut yang dinikmati puluhan juta rakyat Indonesia, mengeluarkan subsidi untuk mengintervensi pasar dengan membayar selisih harga kedelai di pasar dunia ini kenapa tidak mau cepat dilakukan. Kenapa kalau menyangkut hubungan dengan masyarakat luas, argumentasinya selalu mekanisme pasar,” kata Dedi.
Untuk solusi jangka panjang, Dedi juga mengusulkan agar petani kedelai mendapatkan subsidi, agar produksi kedelainya bisa masuk ke pasar dan mereka tidak merugi dalam menanam kedelai dibandingkan menanam padi.

Baca juga: Stok Kedelai Cukup, Kemendag: Tahu-Tempe Tetap Tersedia di Masyarakat
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe (Gakoptindo) Aip Syarifudin juga sepakat perlu ada intervensi pemerintah untuk mengatasi persoalan mahalnya harga kedelai yang membuat harga jual tahu dan tempe naik. Di sisi lain, ia juga mendorong agar pemerintah menggenjot produksi kedelai lokal karena lebih bagus gizinya daripada kedelai impor.
“Kenaikan harga tempe dan tahu, itu lebih dari 80% dipengaruhi oleh harga kedelai,” kata Aip.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : BeritaSatu.com
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS