The Fed Kerek Suku Bunga 25 Bps, ini Kata Ekonom Celios

JAKARTA, investor.id - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve pada hari Rabu (16/3/2022) resmi menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2018. The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 0,25% hingga 0,5%.
Ekonom Celios, Bhima Yudhistira mengatakan The Fed menaikkan suku bunga 25 bps bukan disebabkan oleh adanya pemulihan ekonomi tapi karena kekhawatiran inflasi tinggi.
Proyeksi berbagai lembaga internasional justru saat ini sedang terjadi ancaman global economy slowdown akibat disrupsi pasokan dan risiko geopolitik.
“Ini merupakan kondisi yang dapat memicu terjadinya tekanan ekonomi baik di AS maupun di negara berkembang, karena konsumen sebenarnya belum siap hadapi kenaikan suku bunga,”ucapnya kepada Investor Daily, Kamis (17/3).
Ia menyebut bahwa dampak imbal hasil surat utang Pemerintah Indonesia alami kenaikan bahkan sebelum adanya pengumuman dari Fed.
Tercatat dari data ADB, imbal hasil SBN tenor 10 tahun naik 37.2 bps sejak awal tahun 2022 menjadi 6.75%.
“Naiknya imbal hasil mengindikasikan risiko surat utang dalam tren meningkat. Investor juga menekan pemerintah untuk segera naikkan kupon surat utang SBN sebagai kompensasi atas naiknya suku bunga secara global,”tuturnya.
Disisi lain, kenaikan suku bunga di berbagai negara bisa membuat beban masyarakat meningkat. Hal ini tercermin dari bunga KPR, kredit kendaraan bermotor dan pinjaman modal usaha akan dinaikkan sepanjang 2022.
“Padahal indeks keyakinan konsumen (IKK) per Februari 2022 justru mengalami pelemahan. Risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri bisa kembali terjadi, dan proyeksi pertumbuhan sulit mencapai 5%,” tegasnya.
Dengan demikian, Bhima meyakini bahwa Bank Indonesia akan segera menyesuaikan suku bunga acuan. Tidak banyak opsi selain mengikuti arahan tren suku bunga dari The Fed.
Ia menyebut apabila BI memutuskan tidak menaikan BI 7DRR maka capital outflow akan menekan stabilitas nilai tukar rupiah.
“BI juga pastinya mewaspadai inflasi bulan April yang tinggi selain karena masalah momentum Ramadhan juga karena penyesuaian tarif PPN menjadi 11% dan naiknya harga pangan yang kontinu, salah satunya minyak goreng,”tegasnya.
Editor: Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Laba Bersih Austindo (ANJT) Anjlok 42%, Ini Penyebabnya
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat laba bersih sebesar US$ 21,2 juta pada 2022.Sesi II, IHSG Berpotensi Uji Level Tertinggi
Phintraco Sekuritas memprediksi sesi II, IHSG berpotensi uji level tertinggi.Intip Cara Lion Air Rawat Pesawat
Lion Air Group memastikan perawatan pesawat udara adalah aspek yang sangat utama.Terkuak Penyebab IHSG Menguat, Salah satunya Soal Perpu Cipta Kerja
Terkuak penyebab IHSG hari ini menguat, salah satunya soal Perpu Cipta Kerja.Jaga Daya Beli Masyarakat, Pemerintah Kucurkan Dana Perlinsos 2023 Rp 476 T
Pemerintah mengucurkan dana program perlindungan social (perlinsos) 2023 sebesar Rp 476 triliunTag Terpopuler
Terpopuler
