JAKARTA, investor.id – Founder Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), periode 2000-2009 Purnomo Yusgiantoro mengatakan, krisis geopolitik antara Rusia dan Ukraina sangat mempengaruhi ketahanan energi nasional.
Selain menyebabkan terjadinya instabilitas harga komoditas pangan dan energi, krisis geopolitik juga mengganggu keamanan global.
Baca juga Andi Widjajanto: Populasi Mobil Listrik Indonesia Masih Rendah
“Ketahanan energi sangat rentan terhadap geopolitik, instabilitas harga, dan keamanan global,” kata Purnomo saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk "Disrupsi Masif di Pasar Energi Global: Pembelajaran bagi Ketahanan Energi Indonesia" yang diselenggarakan Purnomo Yusgiantoro Center secara daring, pada Sabtu (23/4/2022).
Pembicara lainnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia, Andi Widjajanto, Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk Arcandra Tahar, dan Ketua Umum PYC Filda C. Yusgiantoro.
Ia mengungkapkan, dengan adanya perang Rusia dan Ukraina, suplai energi ke Eropa Barat menjadi terganggu.
“Dengan perang Rusia dan Ukraina suplai energi terganggu, sebab 47% energi di Eropa Barat berasal dari Rusia,” jelas Purnomo.
Baca juga Disrupsi Ganggu Ketahanan Energi dan Ekonomi Indonesia
Menurut Purnomo, dalam situasi seperti saat ini harga energi dalam teori apapun, baik teori ekonomi maupun ekonomi energi tidak bisa diprediksi arahnya ke depan.
Ditambah lagi perang Rusia dan Ukraina yang telah memicu kenaikan harga komoditas energi dan pangan di berbagai negara.
“Tidak akan pernah bisa memprediksi harga energi itu kedepannya seperti apa. Melonjak-lonjak harganya, kemudian bisa turun, dan bisa naik sehingga siapapun yang berada di bisnis energi harus memahami betul the risk and uncertainty atau VUCA ((volatility, uncertainty, complexity, ambiguity),” kata Purnomo.
Editor : Imam Suhartadi (imam_suhartadi@investor.co.id)
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS