Rabu, 29 Maret 2023

Bank Mandiri Perkirakan Surplus Neraca Perdagangan Mei 2022 Menyempit

Nasori
14 Jun 2022 | 21:37 WIB
BAGIKAN
Suasana di terminal bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/2/2022). Foto ilustrasi: BeritaSatuPhoto/Joanito De Saojoao
Suasana di terminal bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/2/2022). Foto ilustrasi: BeritaSatuPhoto/Joanito De Saojoao

JAKARTA, investor.id – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2022 menyempit menjadi sekitar US$ 5,01 miliar dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 7,56 miliar.

“Kinerja ekspor di tengah melonjaknya harga komoditas global tetap mendukung surplus perdagangan yang besar. Namun, impor mengimbangi ekspor seiring pemulihan ekonomi domestik yang semakin cepat menyusul pelonggaran PPKM, dan harga minyak yang melonjak tinggi,” ujar ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam preview makro -nya, Selasa (14/6/2022).

BPS akan mengumumkan data perdagangan Indonesia Mei 2022 pada Rabu (15/6/2022).

Menurut Faisal, pertumbuhan ekspor tetap solid meskipun ada larangan ekspor minyak sawit pada Mei 2022 lalu. “Kami memperkirakan ekspor Indonesia pada Mei 2022 akan tumbuh 46,35% yoy (vs 47,76% yoy pada April 2022). Harga batubara naik 289% yoy,” papar dia.

Advertisement

PMI Manufaktur Tiongkok, kata Faisal, yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, naik ke 49,1 pada Mei 2022 dari level terendah dalam 26 bulan di 46,0 pada April 2022. Ini didukung oleh pelonggaran penguncian Shanghai.

Impor Tiongkok dari Indonesia dilaporkan meningkat 43,31% yoy (vs. 40,82% yoy pada April 2022). Kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2022 lalu dibatasi oleh larangan ekspor minyak sawit yang diperkirakan berdampak sekitar US$ 2 – 2,5 miliar.

“Sementara itu, kami memperkirakan impor Indonesia pada Mei 2022 akan meningkat sebesar 38,92% yoy (vs 21,97% yoy pada 22 April). Hal ini didukung oleh dampak musiman Lebaran yang secara substansial meningkatkan mobilitas dan permintaan. PMI Manufaktur Indonesia terus berada di wilayah ekspansi,” ucap Faisal.

Bank Mandiri memperkirakan, neraca transaksi berjalan akan mencatat surplus pada 2022 meskipun surplus perdagangan pada cenderung menyusut karena impor akan mengimbangi ekspor seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik.

Namun, lanjut dia, tren kenaikan harga komoditas masih berlanjut, mendukung surplus perdagangan dan surplus transaksi berjalan untuk beberapa waktu. Faktor yang membatasi surplus tersebut adalah lonjakan harga minyak karena Indonesia merupakan net importir minyak, dan meningkatnya risiko stagflasi atau resesi-inflasi di beberapa ekonomi utama dunia yang dapat melemahkan permintaan ekspor.

“Secara keseluruhan, kami memperkirakan neraca transaksi berjalan tahun 2022 akan mencatat surplus kecil sebesar 0,03% dari PDB (vs. 0,28% dari PDB pada tahun 2021),” pungkas dia.

Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 15 menit yang lalu

Laba Bersih Austindo (ANJT) Anjlok 42%, Ini Penyebabnya

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat laba bersih sebesar US$ 21,2 juta pada 2022.
Market 35 menit yang lalu

Sesi II, IHSG Berpotensi Uji Level Tertinggi

Phintraco Sekuritas memprediksi sesi II, IHSG berpotensi uji level tertinggi.
National 47 menit yang lalu

Intip Cara Lion Air Rawat Pesawat

Lion Air Group memastikan perawatan pesawat udara adalah aspek yang sangat utama.
Market 55 menit yang lalu

Terkuak Penyebab IHSG Menguat, Salah satunya Soal Perpu Cipta Kerja

Terkuak penyebab IHSG hari ini menguat, salah satunya soal Perpu Cipta Kerja.
Macroeconomy 1 jam yang lalu

Jaga Daya Beli Masyarakat, Pemerintah Kucurkan Dana Perlinsos 2023 Rp 476 T

Pemerintah mengucurkan dana program perlindungan social (perlinsos) 2023 sebesar Rp 476 triliun

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id