JAKARTA, investor.id – Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada semester I-2022 sebesar 4,9-5,2%. Selanjutnya, pada semester II-2022 diperkirakan mencapai 4,9-5,5%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi hingga semester II yang menguat, maka pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun ini mampu tumbuh pada kisaran 4,9-5,4% (yoy).
Hal ini didukung oleh akselerasi pemulihan ekonomi nasional yang kian menguat. Komponen yang akan menyokong pertumbuhan ekonomi tahun ini masih dari sisi konsumsi masyarakat, investasi, serta ekspor yang masih kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini.
Baca juga: Semester I, Realisasi PC-PEN Capai 27,3%
Meski demikian, dia tak menampik bahwa faktor penopang pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini masih memiliki risiko terdampak ketidakpastian global yang meningkat, seperti inflasi yang meningkat. Alhasil, bisa memicu kenaikan suku bunga dan berpotensi menggerus kinerja investasi.
"Pertumbuhan konsumsi rumah tangga, juga sisi investasi kemungkinan bisa tergerus jika cost of fund atau inflasi dan sebabkan interest rate naik dan sebabkan penurunan investasi. Dua sumber pertumbuhan kita konsumsi dan investasi bisa terpengaruh kondisi sekarang yang sedang berjalan, karena lonjakan inflasi yang tinggi menyebabkan interest rate naik," jelas Sri Mulyani, Jumat (1/7/2022).
Menurut dia, pemerintah berkomitmen untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, sebab momentum ini menguat tercermin dari mobilitas masyarakat yang naik tinggi, impor bahan baku dan barang modal naik tinggi 33,9% dan 29,2% untuk barang modal. Hal ini menggambarkan kegiatan sektor manufaktur melonjak.
Baca juga: Anomali Cuaca Dorong Inflasi Juni 2022 Jadi 0,61%
Tak hanya itu, konsumsi listrik turut melonjak dan sektor manufaktur kapasitas produksi terus meningkat mendekati sebelum Covid-19 dan spending masyarakat meningkat yang tercermin dari mandiri spending index. "Potensi penguatan ini sebabkan outlook dari pemulihan ekonomi di tahun 2022, sampai semester II diperkirakan menguat," ucapnya.
Ia menegaskan bahwa fokus pemerintah tahun ini tidak hanya sekadar mendorong pemulihan ekonomi, namun menciptakan kualitas pertumbuhan ekonomi yang baik dengan indikator kemiskinan dan rasio gini menurun.
"Kami ingin tekankan bahwa pemulihan ekonomi tidak hanya sekadar kembalikan growth, tapi ciptakan kesempatan kerja baru dan turunkan kemiskinan," ujarnya.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait