Sabtu, 1 April 2023

BI: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Berpeluang Capai 5,5%

Triyan Pangastuti
22 Sep 2022 | 18:09 WIB
BAGIKAN
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

JAKARTA, investor.id – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 menyentuh 5,5% (yoy) atau naik tipis dibandingkan kuartal II-2022 yang mencapai 5,44%.

"Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi kita di kuartal III sangat kuat, dengan indikator konsumsi swasta sangat kuat bisa tumbuh 6% (yoy) atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, dan mobilitas sangat tinggi, sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal III kemungkinan bisa mencapai 5,5% (yoy). Itu karena kekuatan permintaan domestik yang cukup kuat," kata dia dalam konferensi pers RDG BI, Kamis (22/9/2022).

Lebih lanjut, dengan melihat perkembangan tersebut, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan berada pada kisaran 4,5% hingga 5,3% (yoy). Bahkan pertumbuhan ekonomi condong bias ke titik atas perkiraan tersebut.

Advertisement

"Konsumsi swasta tumbuh tinggi yang didukung oleh kenaikan pendapatan, tersedianya pembiayaan kredit, dan semakin kuatnya keyakinan konsumen, seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas," ucapnya.

Meski harga BBM naik, pemerintah memiliki peran untuk tetap menjaga daya beli masyarakat melalui kebijakan penambahan bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat, utamanya kelompok bawah, dari dampak kenaikan inflasi sebagai konsekuensi pengalihan subsidi BBM. Kenaikan permintaan domestik juga terjadi pada investasi, khususnya investasi nonbangunan.

"Berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik tersebut tercermin pada perkembangan beberapa indikator dini pada Agustus 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang terus membaik," tutur Perry.

Sementara itu, dari sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan tetap baik, khususnya CPO, batu bara, serta besi dan baja seiring dengan permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat dan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor CPO dan pelonggaran akses masuk wisatawan mancanegara.

"Secara spasial, pertumbuhan ekspor yang positif ditopang oleh seluruh wilayah, terutama Kalimantan dan Sumatra, yang tetap tumbuh kuat. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada kinerja lapangan usaha utama, seperti industri pengolahan, pertambangan, dan pertanian," ujarnya.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 14 menit yang lalu

Cegah Praktik Tying Sales Minyakita, KPPU Advokasi Ratusan Pelaku Usaha

Realisasi produksi minyak goreng kemasan rakyat Minyakita hanya sekitar 24% dari total program minyak goreng rakyat.
Market 37 menit yang lalu

Kuartal I-2023, Total Emisi Obligasi dan Sukuk Tembus Rp 27,46 Triliun

BEI menyebut, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun ini atau kuartal I-2023 tembus Rp 27,46 triliun.
Market 1 jam yang lalu

Perkuat ESG, DOID Gandeng Torajamelo

BIRU siapkan utang yang dapat dikonversi menjadi saham senilai Rp7,5 miliar yang akan dimanfaatkan untuk tingkatkan dampak sosial Ahana.
Market 1 jam yang lalu

BEI Hentikan Sistem Perdagangan FITS, Mengapa?

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian layanan sistem perdagangan Fixed Income Trading System (FITS). Mengapa?
International 2 jam yang lalu

ASEAN Sumbang 3% dari PDB Riil Dunia

Kapasitas ASEAN harus diperkuat untuk menjawab tantangan hari ini, dan tantangan 20 tahun ke depan.
Copyright © 2023 Investor.id