Rabu, 29 Maret 2023

Dana Pemda Mengendap di Perbankan Naik Jadi Rp 203 Triliun per Agustus 2022

Triyan Pangastuti
27 Sep 2022 | 11:22 WIB
BAGIKAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati setelah mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR pada Kamis (22/09/2022).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati setelah mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR pada Kamis (22/09/2022).

JAKARTA, Investor.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap sebanyak Rp 203 triliun dana pemerintah daerah (pemda) mengendap di perbankan hingga akhir Agustus 2022. Jumlah tersebut meningkat 5,15% atau Rp 9,96 triliun, dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar Rp 193,46 triliun.

Angka tersebut juga meningkat dibandingkan dengan catatan Agustus 2021 sebesar Rp 178,95 triliun, naik 13,67% atau Rp 24,47 triliun.

"Dana pemerintah daerah di perbankan, dengan kondisi penerimaan daerah yang melonjak dan ditambah dengan dana transfer (pusat), sementara belanjanya masih tertahan. Hal ini memicu kenaikan tajam, yaitu mencapai Rp 203,42 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (26/9).

Advertisement

Sementara itu, untuk pendapatan asli daerah mengalami peningkatan 6,4% dan restribusi meningkat 21,2%, sehingga menambah kas pemda, tetapi realisasi belanja pemda tercatat belum optimal, alhasil dana yang mengendap di perbankan kian meningkat.

Baja juga: Dorong Transparansi, Wamenkeu Minta Kanwil-Pemda Rutin Sampaikan Realisasi APBN Regional

Untuk belanja pemda hingga Agustus 2022 tercatat sebesar Rp 534,88 triliun atau setara 44,9% terhadap total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Realisasi itu turun 1,7%, dibandingkan belanja pemda pada periode sama di 2021 yang mencapai Rp 544,36 triliun.

Adapun berdasarkan wilayah atau provinsi, Jawa Timur masih menjadi pemda dengan saldo tertinggi yang mengendap di bank, yakni mencapai Rp 27,18 triliun. Kemudian disusul DKI Jakarta dengan saldo mengendap sebesar Rp 10,94 triliun.

"Sementara untuk wilayah atau provinsi dengan nilai dana mengendap terendah di bank, yakni Sulawesi Barat dengan sebesar 1,12 triliun, serta Kepulauan Riau dengan dana mengendap sebesar Rp 345,36 miliar. Kami akan terus mendorong daerah untuk bisa menyelesaikan APBD-nya secara akuntabel dan tentu tepat sasaran, sehingga perekonomian, terutama di daerah, akan terus makin meningkat dan tumbuh," terangnya.

Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkini


Market 16 menit yang lalu

Laba Bersih Austindo (ANJT) Anjlok 42%, Ini Penyebabnya

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat laba bersih sebesar US$ 21,2 juta pada 2022.
Market 36 menit yang lalu

Sesi II, IHSG Berpotensi Uji Level Tertinggi

Phintraco Sekuritas memprediksi sesi II, IHSG berpotensi uji level tertinggi.
National 48 menit yang lalu

Intip Cara Lion Air Rawat Pesawat

Lion Air Group memastikan perawatan pesawat udara adalah aspek yang sangat utama.
Market 56 menit yang lalu

Terkuak Penyebab IHSG Menguat, Salah satunya Soal Perpu Cipta Kerja

Terkuak penyebab IHSG hari ini menguat, salah satunya soal Perpu Cipta Kerja.
Macroeconomy 1 jam yang lalu

Jaga Daya Beli Masyarakat, Pemerintah Kucurkan Dana Perlinsos 2023 Rp 476 T

Pemerintah mengucurkan dana program perlindungan social (perlinsos) 2023 sebesar Rp 476 triliun

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id