Kamis, 30 Maret 2023

Februari 2023, Indonesia Bisa Lepas dari Pandemi dan Tak Lagi Harus Bermasker

Nasori
11 Okt 2022 | 22:00 WIB
BAGIKAN
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberi keterangan pers terkait evaluasi PPKM, 4 Juli 2022.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberi keterangan pers terkait evaluasi PPKM, 4 Juli 2022.

JAKARTA, investor.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kondisi Covid-19 dalam enam bulan terakhir secara keseluruhan mulai melandai. Ini ditandai dengan kasus konfirmasi harian secara nasional yang relatif rendah yaitu di angka 1.195 kasus. Bila hal ini terus berlanjut sampai Februari 2023, maka Indonesia akan lepas dari pandemi Covid-19.

Selain itu, Airlangga menambahkan, sejak 10 Agustus 2022, Rt Indonesia sudah mencapai <1. Nilai Rt ini pun diharapkan dapat bertahan dalam tiga bulan sehingga Indonesia dapat mengambil langkah untuk mencabut aturan wajib masker sebagai langkah menuju endemi.

“PPKM akan dievaluasi sampai dengan akhir bulan ini dan akhir bulan depan akan ditentukan bagaimana pelaksanaan PPKM ke depan disertai catatan bahwa vaksinasi booster diekstensifikasikan di bulan November, Desember, dan Januari 2023. Kalau kita bisa jaga di Februari kasusnya landai, maka kita bisa lepas dari pandemi Covid-19 ini,” ujar Airlangga usai konferensi pers setelah Sidang Kabinet Paripurna yang diselenggarakan di Istana Negara Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Pada kesempatan yang sama, di tengah ketidakpastian global yang memberikan tekanan pada pemulihan ekonomi dunia, fundamental perekonomian Indonesia mampu memperlihatkan kinerja yang tetap impresif. Meski pada Juli 2022 Dana Moneter Internasioal (IMF) merevisi proyeksi ekonomi global dari 3,6% menjadi 3,2%, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi yakni di angka 5,3%.

Advertisement

“Kinerja IHSG juga tercatat cukup baik di tengah tekanan global dan pelemahan indeks saham global, di mana pada 10 Oktober 2022 IHSG mencatat return 6% (ytd) di posisi 6.982,5,” ungkap Airlangga.

Walaupun terjadi goncangan, lanjut dia, indikator eksternal Indonesia relatif kuat. Volatility Index Indonesia senilai 30,49 atau masih dalam batas nilai indikatif 30. Kemudian terkait level indeks Exchange Market Pressure (EMP) per September 2022 berada di angka 1,06 atau masih berada di bawah batas treshold level satu yaitu sebesar 1,78. Demikian pula juga dengan perbandingan Credit Default Swap (CDS) Indonesia yang relatif lebih rendah dibandingkan Meksiko, Turki, Brasil, dan Afrika Selatan.

Menurut Airlangga, terdapat 28 negara yang terdaftar untuk memperoleh bantuan IMF, di mana 14 di antaranya masih dalam proses. Sedangkan faktor eksternal Indonesia masih sangat kuat, sehingga tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan.

“Bahkan di antara negara G20, Indonesia adalah negara yang pertumbuhan ekonominya nomor dua tertinggi setelah Saudi Arabia. Jadi, dari segi faktor eksternal Indonesia aman. Dari internal, ekonomi kita kuat karena kita punya domestic market,” tandas Airlangga.

Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 2 menit yang lalu

Ini Tips Memilih Koper yang Tepat untuk Travelling

Ini ada tips dalam memilih koper yang tepat untuk travelling, apa saja tipsnya?
Market 8 menit yang lalu

IHSG Turun Imbas Profit Taking, Namun 5 Saham Berikut justru Auto Reject Atas

IHSG ditutup melemah akibat aksi ambil untung . Sedangkan lima saham ini ditutup ARA, yaitu SICO, FIRE, GTRA, BAPA, dan WINE
Business 20 menit yang lalu

Bertemu di Kantor Google, Sejumlah CEO Bahas Transformasi Digital Bagi Bisnis

Penggunaan teknologi digital menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan bisnis.
Finance 35 menit yang lalu

AAJI Perluas Target Edukasi dan Literasi Asuransi Jiwa lewat Podcast

AAJI meresmikan studio podcast untuk mendukung peningkatan program edukasi dan literasi melalui kanal digital.
Market 41 menit yang lalu

Perbaikan Berlanjut, Sekuritas Ini Pasang Target Saham Bukalapak (BUKA) Rp 400

Sekuritas ini memasang target harga saham BUKA ke Rp 400 didukung perbaikan kinerja keuangan tinggi tahun ini

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id