Menkeu: Belanja Negara Topang Ekonomi Kuartal IV

JAKARTA, Investor.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, belanja negara sekitar Rp 1.192 triliun akan diarahkan untuk mendorong sisi permintaan (demand), sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022. Alasannya, gejolak ekonomi dunia mulai terasa ke domestik kuartal IV, terlihat pada perlambatan ekspor nasional.
Saat ini, Menkeu mengatakan, inflasi tinggi dan tekanan mata uang berdampak melemahkan ekonomi negara tujuan ekspor Indonesia, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Tiongkok. Itu sebabnya, pemerintah perlu merumuskan kebijakan guna menjaga ekonomi domestik.
Menkeu menyebutkan, selama kuartal IV tahun ini, belanja negara akan dioptimalkan. Ini sejalan dengan pola eksekusi belanja barang dan belanja modal dari kementerian dan lembaga (K/L) yang begitu masif di akhir tahun.
Hingga September 2022, belanja negara baru terealisasi 61,6% atau Rp 1.913,9 triliun dari pagu Rp 3.106,4 triliun. Artinya, pemerintah masih harus merealisasikan belanja sekitar Rp 1.192,5 triliun kuartal IV tahun ini.
"Jadi, kuartal IV tahun ini, banyak sekali kebijakan fiskal dan belanja untuk menggerakkan ekonomi. Kami berharap ini bisa mendukung permintaaan dalam negeri saat permintaan global melemah," ucap Menkeu di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Sementara itu, dia menyatakan, laju ekonomi nasional hingga kuartal III-2022 kuat. Ini seiring kebijakan pemerintah menjaga pemulihan ekonomi. Adapun realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini segera diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS). Tetapi, secara umum, kinerja ekonomi lebih baik dari kuartal II.
Catatan Investor Daily, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 diprediksi di atas 5,5%, sedangkan sampai akhir tahun 5,2%, berdasarkan APBN 2022. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2023 dipatok 5,3%.
Menkeu memastikan, pemerintah akan menyelesaikan pengerjaan berbagai proyek di akhir tahun sebagaimana telah direncanakan. Namun, ini bukan berarti belanja pemerintah dipaksakan cair. Prinsipnya, pemerintah tetap melihat efisiensi dan belanja yang berkualitas.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, pihaknya akan terus mendorong penyerapan belanja negara agar lebih optimal di sisa pengujung tahun. Sebab, jika belanja tahun ini tidak terserap 100%, dana tersebut akan digunakan sebagai cadangan di 2023 untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
"Yang jelas, belanja subsidi dan kompensasi energi on the track. Ke depan, belanja kementerian dan lembaga (K/L) akan digenjot,” kata dia.
Editor: Harso Kurniawan (harso@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Indonesia Usung Tiga Prioritas dalam Keketuaan Asean 2023
Recovery–rebuilding, difokuskan pada upaya untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda semua negara.Pendapatan Emiten Grup Djarum (TOWR) Melonjak, Laba Naik Tipis-tipis
Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, mencetak pendapatan Rp 11,03 triliun pada 2022.Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023
Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-UniverseKinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target
optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggiPerempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri
Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.Tag Terpopuler
Terpopuler
