Selasa, 21 Maret 2023

Kompendium Bali Jadi Arah Kebijakan Investasi G20

Triyan Pangastuti
14 Nov 2022 | 23:36 WIB
BAGIKAN
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat konferensi pers di kantor BKPM di Jakarta pada 7 Januari 2022. (FOTO: Antara Foto/Galih Pradipta/ via REUTERS/File Photo)
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat konferensi pers di kantor BKPM di Jakarta pada 7 Januari 2022. (FOTO: Antara Foto/Galih Pradipta/ via REUTERS/File Photo)

BADUNG, Investor.id - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendeklarasikan Kompendium Bali, salah satu hasil kesepakatan dalam klaster investasi pada pertemuan tingkat menteri G20 atau Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM), September 2022. Kompendium Bali menjadi arah kebijakan investasi negara anggota G20.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, Kompendium Bali merupakan susunan masukan dari semua negara yang kemudian diramu Indonesia. Kompendium Bali merupakan kesepakatan investasi pertama sejak Indonesia merdeka.

“Kompendium Bali tidak hanya untuk dalam negeri, tetapi juga untuk luar negeri, khususnya negara G20," kata dia dalam The Introduction to G20 Bali Compendium & The Launch of Sustainable Investment Guidelines di Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Badung, Bali, Senin (14/11).

Tak hanya itu, dia menekankan pentingnya sikap saling menghargai antarnegara G20 dalam menentukan arah kebijakan investasi masing-masing berdasarkan keunggulan kompetitif. Sebab, selama ini, ada beberapa negara yang merasa lebih berhak mengatur kebijakan investasi negara lain. Hal ini sudah tidak relevan dengan perkembangan global saat ini.

Advertisement

“Tidak bisa Indonesia disamakan dengan Amerika Serikat (AS) atau negara Eropa lainnya, karena kita merebut kemerdekaan dengan cara perjuangan. Kita punya adat ketimuran dan budaya yang berbeda dengan mereka, masa  harus samakan itu dengan pola investasi. Saya katakan tidak, dasar itulah yang melatarbelakangi penyusunan Kompendium Bali,” jelas Bahlil.

Lebih lanjut dia mengatakan, Kompendium Bali akan menjadi senjata bagi Indonesia untuk menghadapi gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai kebijakan hilirisasi nikel. "Uni Eropa memang tidak setuju Indonesia menjadi maju, karena kita mau hilirisasi," ucap dia.

Bahlil juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang telah menyusun Kompendium Bali ini bersama dengan Kementerian Investasi/BKPM. Kesepakatan ini akan digunakan sebagai panduan oleh negara-negara G20.

Pada kesempatan yang sama, Bahlil juga meluncurkan Sustainable Invesment Guidelines (SIG)/Panduan Investasi Lestari yang menjadi komitmen pemerintah Indonesia terhadap ekonomi hijau. Penyusunan panduan ini melibatkan Kementerian Investasi dengan Koalisasi Ekonomi Membumi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), perwakilan dari organisasi masyarakat, akademisi, investor, lembaga keuangan, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sekretaris Jenderal UNCTAD Rebeca Grynspan menyampaikan, Kompendium Bali ini memuat berbagai pengalaman yang relevan terkait promosi investasi berkelanjutan dari seluruh negara G20 dan negara mitra lainnya. Alhasil, ini akan menjadi dasar bagi para pembuat kebijakan dari berbagai negara anggota G20 untuk menyusun strategi promosi investasi serta mempromosikan jenis investasi yang tepat untuk pembangunan berkelanjutan.

"Kompendium ini hadir di waktu yang tepat, saat dunia berada dalam krisis, ketimpangan yang parah, dan ketidakstabilan yang kronis. Kompendium ini menawarkan solusi cerdas untuk tantangan investasi yang kita hadapi," ungkap Rebeca.

Editor: Harso Kurniawan (harso@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 14 menit yang lalu

Tak Seberat Sebelumnya, Kenali Gejala Covid-19 Terkini

Gejala Covid-19 pada populasi umum saat ini tak seberat sebelumnya. Lalu bagaimana gejala Covid-19 terkini?
Finance 21 menit yang lalu

AIA dan BCA Luncurkan Maxi Value Protection, Solusi Proteksi Unit Link

PT AIA Financial (AIA) bersama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meluncurkan Maxi Value Protection
International 27 menit yang lalu

Putin: Rusia Bisa Diskusikan Rencanakan Perdamaian Tiongkok

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan rencana perdamaian Tiongkok untuk Ukraina bisa didiskusikan.
Market 34 menit yang lalu

Anak Haji Isam Jual Saham PGUN Rp 352 M

Sejumlah saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) dijual oleh 2 pengendalinya, yakni PT Citra Agro Raya (CAR) dan PT Araya Agro Lestari (AAL).
International 51 menit yang lalu

Bagaimana US$ 17 Miliar Hilang dari Obligasi ‘CoCo’ Credit Suisse

Penjualan Credit Suisse ke UBS telah memperbaharui perhatian pada obligasi CoCo, sekuritas keamanan hibrida setelah krisis keuangan 2008.
Copyright © 2023 Investor.id