Perry Warjiyo: Suku Bunga BI Terukur, Tak Perlu Seagresif Negara Lain

JAKARTA, Investor.id- Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan BI tidak perlu seagresif negara lain.
Hal ini mempertimbangkan kondisi ekonomi dalam negeri, mulai dari pertumbuhan ekonomi, bertahan di atas 5% atau pada kuartal III sebesar 5,72% (yoy), inflasi hingga Oktober 2022 tercatat 5,71% (yoy) atau lebih baik dari lain.
"Tahun ini, BI bisa memberikan pendanaan pada APBN untuk kesehatan dan kemanusiaan berdasarkan UU 2/2020 sebesar Rp 224 triliun dengan alokasi subsidi energi, inflasi 5,7% (yoy) lebih rendah dari negara lain. Jadi kenaikan suku bunga tidak perlu seagresif negara lain, kami memang naikkan suku bunga tapi terukur dengan inflasi rendah," ucapnya di Jakarta, Kamis (17/11/2022).
Adapun BI kembali menaikkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR) lagi sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25% pada November 2022. Ini menjadi kenaikan keempat kalinya sejak BI menaikan suku bunga pada Agustus dan September masing-masing 25 bps, Oktober 50 bps.
Baca Juga:
BI Naikkan Bunga Acuan 50 Bps Jadi 5,25%Perry meminta jangan membandingkan arah kebijakan moneter BI dengan Bank Sentral lainnya, khususnya dengan The Fed. Lantaran BI menaikkan suku bunga acuan telah mempertimbangkan banyak hal dan dilakukan secara terukur.
"Jangan dibandingkan kenaikan BI rate dengan suku bunga FFR, karena inflasi AS lebih dari 8%. Jadi kenapa BI akan menaikkan suku bunga tetap terukur agar inflasi terknedlai 5,7% akan kami turunkan BI jaga stabilitas rupiah dan jaga imbal hasil SBN," pungkasnya.
Dengan demikian, Perry memastikan bauran kebijakan ekonomi nasional sisi fiskal dan moneter pro stabiliyt semakin erat. Hal ini juga berimbas pada kinerja ekonomi kuartal III yang terus menguat dibandingkan negara lain, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi dan rendahnya inflasi dan kondisi eksternal.
"Kondisi permintaan domestik terus pulih ini cara jaga stablitas dan pertumbuhan kuncinya yakni kuatnya sinergi moneter dan bauran kebijakan BI," terangnya.
Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Laba Bank Jago (ARTO) Berpotensi Lompat Tinggi, Begini Argunmentasinya
Laba Bank Jago berpotensi meleat mulai tahun ini didukung berbagai faktor pendukung, apalagi NPL Coverage terus ditingkatkanKabar Baru dari BUMI
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) raih penghargaan sebagai Perusahaan Terbaik dengan Skor A+ dalam pelaporan keberlanjutan.Belum Untung? Ini Kisi-Kisi Saham Bakal Cuan dari Mandiri Sekuritas untuk Sesi II
Belum untung? Ini kisi-kisi saham bakal cuan dari Mandiri Sekuritas untuk sesi II.Waspada, IHSG Sesi II Cenderung Konsolidasi di Kisaran Level Terendah
Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG hari ini sesi II cenderung konsolidasi di kisaran level terendah.Mulai Offering, Emiten Angkutan Logistik (GTRA) Patok Harga IPO Rp 150
PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GRTA) atau Graha Trans mantap menggelar penawaran umum perdana (IPO)Tag Terpopuler
Terpopuler
