Kamis, 30 Maret 2023

BI Ungkap Lima Isu Ekonomi Global yang Harus Diwaspadai di 2023

Pudja Lestari
30 Nov 2022 | 13:56 WIB
BAGIKAN
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 yang bertemakan Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (30/11). (Foto: Primus Dorimulu)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 yang bertemakan Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (30/11). (Foto: Primus Dorimulu)

JAKARTA, investor.id - Bank Indonesia (BI) merilis proyeksi ekonomi Indonesia di tahun 2023. BI menilai ekonomi global masih akan bergejolak di tahun depan, masyarakat diminta untuk waspada. Untuk itu, setidaknya ada lima isu ekonomi global yang harus diwaspadai.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan lima isu ekonomi global yang diprediksi akan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional di tahun depan. Perry menjelaskan diprediksi perekonomian global di tahun 2023 akan menurun (slow growth) yang akan menimbulkan efek domino terhadap peningkatan risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa.

“Kedua, Perry menyebut inflasi juga diperkirakan masih sangat tinggi disebabkan oleh harga energi dan pangan global yang belum stabil,” ungkapnya dalam pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022, Rabu (30/11/2022).

Advertisement

Perry juga mengungkapkan suku bunga The Fed diperkirakan akan meningkat (higher for longer), bahkan dapat mencapai 5% dan tetap tinggi sepanjang 2023. Dolar Amerika Serikat (AS) juga diprediksi akan sangat kuat sehingga berimbas pada tekanan depresiasi nilai tukar negara lain termasuk terhadap rupiah Indonesia.

“Kelima, cash is the king. Penarikan dana investasi global dan mengalihkan ke aset likuid karena resiko yang tinggi,” tambah Perry.

Perry menjelaskan, kelima isu ekonomi global ini disebabkan oleh kondisi geopolitik dunia yang belum stabil, seperti perang Rusia dan Ukraina yang belum dapat diprediksi kapan berakhir dan perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok yang memanas.

Tidak hanya itu, lanjutnya, BI juga menyebut pandemi Covid-19 masih membawa pengaruh terhadap perekonomian global, seperti Tiongkok yang masih harus menerapkan lockdown untuk sejumlah kota dalam periode enam bulan mendatang. Lockdown ini menyebabkan pasokan distribusi tersendat sehingga berdampak pada harga energi pangan yang tinggi.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 3 menit yang lalu

Ini Tips Memilih Koper yang Tepat untuk Travelling

Ini ada tips dalam memilih koper yang tepat untuk travelling, apa saja tipsnya?
Market 8 menit yang lalu

IHSG Turun Imbas Profit Taking, Namun 5 Saham Berikut justru Auto Reject Atas

IHSG ditutup melemah akibat aksi ambil untung . Sedangkan lima saham ini ditutup ARA, yaitu SICO, FIRE, GTRA, BAPA, dan WINE
Business 20 menit yang lalu

Bertemu di Kantor Google, Sejumlah CEO Bahas Transformasi Digital Bagi Bisnis

Penggunaan teknologi digital menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan bisnis.
Finance 36 menit yang lalu

AAJI Perluas Target Edukasi dan Literasi Asuransi Jiwa lewat Podcast

AAJI meresmikan studio podcast untuk mendukung peningkatan program edukasi dan literasi melalui kanal digital.
Market 42 menit yang lalu

Perbaikan Berlanjut, Sekuritas Ini Pasang Target Saham Bukalapak (BUKA) Rp 400

Sekuritas ini memasang target harga saham BUKA ke Rp 400 didukung perbaikan kinerja keuangan tinggi tahun ini

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id