Surplus Perdagangan November 2022 Menyempit Jadi US$ 4,64 Miliar

JAKARTA, investor.id – Surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan berlanjut pada November 2022 yakni sekitar US$ 4,64 miliar, sehingga memperpanjang rekor surplus menjadi 31 bulan berturut-turut. Namun demikian, perkiraan surplus tersebut menyempit dari pencapaian pada Oktober 2022 yang tercatat US$ 5,67 miliar.
“Ini dikarenakan kinerja ekspor terlihat menurun di tengah aktivitas ekonomi global yang melambat,” ujar Faisal Rachman, ekonom di kantor chief economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada Selasa (13/12?2022) malam. Badan Pusat Statistik (BPS) berencana untuk mengumumkan data perdagangan Indonesia November 2022 pada Kamis (15/12/2022).
Secara bulanan, lanjut Faisal, ekspor diperkirakan tumbuh lebih lemah dibandingkan impor. Bank Mandiri memperkirakan, ekspor Indonesia pada November 2022 hanya akan tumbuh sebesar 1,12% (mom) atau 9,46% (yoy) dibanding 12,30% (yoy) pada Oktober 2022.
“Hal ini sebagian besar disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan harga komoditas, penurunan Baltic Dry Index (volume perdagangan global yang lemah), dan kontraksi PMI manufaktur dari sebagian besar mitra dagang,” jelas Faisal.
Sementara itu, impor Indonesia pada November 2022 diperkirakan tumbuh 6,42% (mom) atau 5,36% (yoy) dibandingkan 17,44% (yoy) pada Oktober 2022 di tengah PMI manufaktur yang melambat meskipun masih dalam zona ekspansi.
Meskipun demikian, Bank Mandiri berpandangan, surplus perdagangan akan terus berlanjut dan bertahan lebih lama dan surplus neraca berjalan diperkirakan akan melebar pada 2022. “Dengan harga komoditas yang masih relatif tinggi, kami tetap berpandangan bahwa neraca transaksi berjalan (current account) akan terus mencatat surplus,” ucap Faisal.
Berdasarkan data surplus perdagangan pada Oktober 2022 dan perkiraan November 2022, Bank Mandiri memperkirakan, neraca transaksi berjalan Indonesi membukukan surplus sekitar 1% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV-2022. ”Namun, kami juga memperhatikan bahwa pertumbuhan impor cenderung mengejar pertumbuhan ekspor, yang dapat mempersempit surplus perdagangan ke depan,” kata Faisal menambahkan.
Menurut dia, pertumbuhan impor tetap solid karena perekonomian domestik Indonesia terbukti cukup tangguh di tengah risiko perlambatan ekonomi global yang dapat melemahkan kinerja ekspor. Saldo transaksi berjalan 2022 setahun penuh berpotensi membukukan surplus yang lebih besar dari perkiraan awal Bank Mandiri sebesar 0,45% dari PDB.
“Mungkin sekitar 1% dari PDB, melebar dari 0,29% dari PDB pada tahun 2021. Untuk tahun 2023, kami memperkirakan surplus transaksi berjalan cenderung menyusut, tanpa mengesampingkan risiko mencatatkan defisit kecil (-1,10 hingga 0,4% dari PDB),” pungkas Faisal.
Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Direksi Makin Solid, Ini Strategi BTN Kejar Target Laba Rp 3,3 Triliun
BTN optimistis on the track mewujudkan visi perseroan menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025Bantuan Operasional Pendidikan Dini Islam Rp381 Miliar Bakal Cair
Pencairan BOP RA tahap I. akan diperuntukkan bagi 28.841 RA seluruh Indonesia.Ajinomoto Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup di Adeging Pura Mangkunegaran 2023
PT Ajinomoto Indonesia mengajak masyarakat untuk bisa menerapkan pola hidup sehat di Adeging Pura Mangkunegaraan 2023Senangnya Pedagang Tanah Abang, Omzet Melesat 80% Setelah PPKM Dicabut
Memasuki hari ketiga di bulan Ramadan, kondisi Pasar Tanah Abang sudah kembali dibanjiri pengunjung.Tembus Rp 25,43 T, Emisi Obligasi dan Sukuk Terus Bergeliat di 2023
BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 20 emisi dari 19 emiten senilai Rp 25,43 triliun.Tag Terpopuler
Terpopuler
