BPS: Kinerja Ekspor November Susut Jadi US$ 24,12 Miliar

JAKARTA, Investor.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada November 2022 sebesar US$ 24,12 miliar atau turun 2,46% secara month to month (mtm) dibandingkan bulan Oktober 2022 tercatat US$ 24,73 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah menyampaikan, secara bulanan, ekspor mineral dan gas (migas) dan non migas sama-sama mengalami penurunan. Rinciannya ekspor migas turun 11,85% atau secara nilai turun dari US$ 1,29 miliar menjadi US$ 1,14 miliar, sementara ekspor non migas turun 1,94% atau turun dari US$ 23,44 miliar menjadi US$ 22,99 miliar.
“Pada 2021 dan 2022 pertumbuhan ekspor bulan November memiliki pola yang sama bila dibandingkan dengan Oktober, yaitu mengalami penurunan secara bulanan,” tutur Habibullah dalam Konferensi Pers, Kamis (15/12/2022).
Adapun beberapa komponen komoditas yang menyebabkan ekspor non migas menurun diantaranya lemak dan minyak hewan atau HS 15 yang turun 16,62%, bahan bakar mineral HS 27 turun 4,30%, kendaraan dan bagiannya HS 87 turun 13,08%.
Penurunan ekspor non migas ini merupakan kelanjutan penurunan yang terjadi pada bulan sebelumnya. Pada Oktober 2022 ekspor non migas turun 0,14% dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya. Adapun penurunan ekspor non migas ini terjadi dari sisi nilai maupun volume.
Sementara itu, penurunan ekspor migas disebabkan oleh penurunan hasil minyak yang mengalami penurunan 24,42%, sedangkan kalau dari sisi volumenya turun 22,84%.
"Kemudian minyak mentah turun sebesar 32,65%, sedangkan kalau dari sisi volumenya turun 31,91%. Demikian juga untuk gas turun sebesar 3,75% dan volumenya naik 0,24%,” jelasnya.
Sementara itu, kinerja ekspor jika dilihat secara tahunan atau year on year (YoY) mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Sehingga secara tahunan nilai ekspor meningkat dari US$ 22,85 miliar menjadi US$ 24,12 miliar, atau naik 5,58% YoY.
"Komposisi untuk perkembangan ekspor YoY untuk migas jadi nilainya turun dari US$ 1,34 miliar menjadi US$ 1,14 miliar atau turun 15,23%. Sedangkan ekspor non migas (YoY) pada November mengalami kenaikan 6,88% yakni dari US$ 21,51 miliar menjadi US$ 22,99 miliar,"ucapnya.
Dengan demikian, pertumbuhan ekspor secara tahunan, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun jika dilihat lebih lanjut, pertumbuhan ekspor sudah mengalami perlambatan sejak Juli 2022.
"Pertumbuhan nilai ekspor 5,58% di bulan ini merupakan pertumbuhan YoY terendah sejak November 2020,"ucapnya.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ajinomoto Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup di Adeging Pura Mangkunegaran 2023
PT Ajinomoto Indonesia mengajak masyarakat untuk bisa menerapkan pola hidup sehat di Adeging Pura Mangkunegaraan 2023Senangnya Pedagang Tanah Abang, Omzet Melesat 80% Setelah PPKM Dicabut
Memasuki hari ketiga di bulan Ramadan, kondisi Pasar Tanah Abang sudah kembali dibanjiri pengunjung.Tembus Rp 25,43 T, Emisi Obligasi dan Sukuk Terus Bergeliat di 2023
BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 20 emisi dari 19 emiten senilai Rp25,43 triliun.Provinsi Jawa Barat Waspadai Penyebaran Polio
Dari sampel yang dikirim pada 14 Maret 2023, Dinkes Jabar dan Dinkes Purwakarta mendapat laporan hasilnya positif virus polio tipe 2 VDVP.Pencemaran Nama Baik Oleh Kubu Mario Dandy, Polisi Panggil Amanda Senin Depan
Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap kuasa hukum Amanda, Enita Edyalaksmita.Tag Terpopuler
Terpopuler
