Sabtu, 1 April 2023

Hilirisasi Industri Baja Meningkat, Industri Logam Tumbuh Pesat

Investor Daily
23 Des 2022 | 01:00 WIB
BAGIKAN
Pelepasan Ekspor Perdana End Product untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) di Cibitung, Bekasi, Rabu (21/12/2022).
Pelepasan Ekspor Perdana End Product untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) di Cibitung, Bekasi, Rabu (21/12/2022).

BEKASI, investor.id -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor industri logam tumbuh sebesar 20,6% pada kuartal III-2022. Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Taufiek Bawazier mengungkapkan, raihan tersebut adalah yang tertinggi selama 10 tahun terakhir, dan salah satu penunjang terbesarnya adalah industri baja.

“Kuartal III industri logam tumbuh 20,6 persen. Selama 10 tahun terakhir tertinggi. Jadi tidak pernah terjadi pertumbuhan logam sehebat ini. Hal ini dapat tercapai berkat Tatalogam Lestari sebagai bagian dari industri baja ringan yang sudah mulai menjalankan program hilirisasi,” kata Taufiek Bawazier dalam sambutannya pada acara Pelepasan Ekspor Perdana End Product untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) di Cibitung, Bekasi, Rabu (21/12/2022).

Taufiek menambahkan, pemerintah selama ini terus mendorong program hilirisasi industri. Untuk itu, ia mengapresiasi keberhasilan PT Tatalogam Lestari yang telah mampu memasarkan produk hilirnya hingga ke luar negeri. Keterlibatan Industri Kecil Menengah (IKM) batu alam dalam menghasilkan produk atap metal kualitas ekspor dengan nama Multi Sirap ini juga disebutnya sebagai bagian dari hilirisasi yang sangat penting.

“Yang pertama pemerintah terus mendukung. Ini (ekspor end product) adalah konsep bentuk hilirisasinya baja. Jadi kita juga menerapkan supply-demand antara hulu, tengah dan hilir. Hilir ini sebenarnya adalah bagian terpenting karena di produk akhirnya ini sudah langsung digunakan oleh end user. Dan dari situ kita dukung untuk menerapkan SNI Baja profil baja ringan. Karena di situ bagian untuk mengatur tata niaga sehingga tercipta iklim bisnis yang sehat juga,” ujar Taufiek.

Advertisement

Ia melanjutkan, dukungan lain yang diterapkan pemerintah adalah dengan instrumen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Jadi, jika TKDN sudah 40% produk tersebut punya hak untuk masuk ke dalam government expenditure untuk pembangunan di pemerintah pusat, daerah, maupun BUMN. Menurutnya, langkah-langkah inilah yang menjadi stimulus dari pemerintah agar industri bisa meningkatkan utilitasnya.

“Begitu utilitasinya naik dia otomatis akan menambah tenaga kerja, dan dia akan berpikir untuk ekspansi menambah kapasitas. Itu adalah salah satu targetnya. Makanya pemerintah akan mendorong ke arah situ terus. Kemudian, di dalam industrinya sendiri juga sudah harus dipikirkan bagaimana masuk ke industri hijau, dan mengefisiensikan proses produksinya. Efisiensi energi dan lain-lain, karena segala efisensi yang dilakukan, apalagi output-nya itu juga mengurangi karbon, itu adalah industri hijau. dan pasti itu akan secara bertahap masuk kesana,” jelas Taufiek.

Ekspor Atap Metal Multi Sirap

Pada kesempatan yang sama, Vice President Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, produk atap metal Multi Sirap merupakan produk akhir baja ringan berupa atap metal yang dilapisi batu rijang dan batu andesit atau batuan alam unik dari gunung berapi yang memiliki tingkat kekerasan tinggi. Batuan ini mampu mengurangi suhu ekstrem dan meredam suara. Batu ini juga sudah lolos uji ketahanan di Amerika dan berhasil mengantungi sertifikat FM Approvals (Factory Mutual Approvals) dan ASTM (American Standard Testing and Material).

“Atap Multi Sirap merupakan hasil kolaborasi antara Tatalogam Lestari dengan UD Celladia, IKM pengrajin batuan alam di Trenggalek, Jawa Timur yang sudah bermitra dengan kami sejak tahun 1994. Kemudian di tahun 2000 IKM itu mulai kami bina hingga akhirnya beberapa hari yang lalu kami dianugerahi penghargaan Upakarti dari Kemenperin karena menjadi industri pelopor yang bisa membawa produk Indonesia ke luar negeri yang di dalamnya ada link and match dengan IKM,” terang pimpinan perusahaan yang belum lama ini juga dianugerahi penghargaan Indi 4.0 oleh Kemenperin itu.

Stephanus menambahkan, sebanyak 20 ton atap metal Multi Sirap senilai Rp 1 miliar atau US$ 52.000 akan dikirim ke Malaysia dalam ekspor perdana kali ini. Namun sebelumnya, Tatalogam Group juga sudah rutin mengekspor produk baja lapis aluminium seng dengan merk dagang Nexalume ke 15 negara di seluruh dunia dengan volume ekspor 5.000 ton setiap bulannya.

“Kali ini ekspor perdana kami untuk produk hilir yang akan langsung bertemu pengguna di luar negeri. Kami berharap dengan dimulainya ekspor produk hilir ini akan memberikan nilai tambah tidak hanya di ekspor bahan mentah atau setengah jadi. Hal ini sesuai amanat presiden untuk mendorong program hilirisasi industri. Jadi kami berusaha memerkuat industri hilir baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun mancanegara,” jelas Stephanus.


 

Editor: Nurjoni (nurjoni@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 12 menit yang lalu

BEI Hentikan Sistem Perdagangan FITS, Mengapa?

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian layanan sistem perdagangan Fixed Income Trading System (FITS). Mengapa?
International 24 menit yang lalu

ASEAN Sumbang 3% dari PDB Riil Dunia

Kapasitas ASEAN harus diperkuat untuk menjawab tantangan hari ini, dan tantangan 20 tahun ke depan.
National 53 menit yang lalu

Kabar Gembira, UI Umumkan 410 Camaba Lewat Jalur Talent Scouting

Sebelumnya, sebanyak 2.049 orang calon mahasiswa baru lolos penerimaan masuk melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)
Business 1 jam yang lalu

Lion Air Pangkas Kuota Gratis Bagasi Tercatat di Rute 8 Bandara

Lion Air mengumumkan kebijakan terbaru mengenai bagasi gratis alias cuma-cuma kategori bagasi tercatat.
Macroeconomy 1 jam yang lalu

Ekonomi ASEAN-5 Kolektif Diproyeksi Tumbuh 4,6% di 2023

Pertumbuhan antara lain didukung konsumsi, perdagangan, dan investasi yang kuat, serta perdagangan terbuka dan investasi ke negara lain.
Copyright © 2023 Investor.id