Rabu, 29 Maret 2023

Ini Rahasia PLN Boyong 15 Predikat Emas pada PROPER 2022 

Investor.id
23 Jan 2023 | 15:13 WIB
BAGIKAN
Komang Parmita, Executive Vice President Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PLN,
Komang Parmita, Executive Vice President Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PLN,

JAKARTA, investor.id - PT PLN (Persero), badan usaha milik negara di sektor ketenagalistrikan, berhasil memperoleh 15 predikat emas di ajang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) 2022 naik hampir 100% dibandingkan penyelenggaraan PROPER 2021 yang tercatat 8 predikat Emas. Bahkan, Direktur Utama PLN Dramawan Prasodjo pun dinobatkan sebagai CEO Green Leadership Utama di ajang tahunan yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu.

Komang Parmita, Executive Vice President Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PLN, mengatakan raihan proper PLN bukan didapatkan melalui jalan pintas. Ada proses panjang yang mengiringi dimulai dari tingkat terbawah yakni berbagai program pengembangan masyarakat hingga terus meningkat ke level top management. Manajemen sangat PLN serius dalam berbagai rintisan program yang melibatkan pengembangan masyarakat.

“Untuk mencapai Proper Emas dilakukan tahap demi tahap. Lompatan dari Proper Hijau ke Emas dilakukan upaya yaitu kegiatan sosial masyarakat atau CSR yang berkelanjutan yang memang meng-empower masyarakat baik dari segi ekonomi, pendidikan, keehatan maupun pengembangan budaya, ini yang terus digalakkan di seluruh unit PLN. Ini terus berkembang yang disupervisi oleh holding,” jelas Komang dalam webinar DE Talk bertajuk Green Leadership Membuka Jalan Menuju Proper di Jakarta, pekan lalu.

Selain Komang, hadir sebagai narasumber pada webinar tersebut adalah Denny T Silaban, Sekretariat Proper yang juga Kepala Bagian Program, Evaluasi, Hukum, dan Kerjasama Teknik Direktorat Jendral PPKL Kementerian LHK; Direktur Produksi PT Pupuk Indonesia (Persero) Bob Indiarto; Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi (PHE) Arya Dwi Paramita; dan Vice President Pengelolaan Lingkungan dan Penunjang Tambang PT Bukit Asam Tbk Amaruddin.

Advertisement

Menurut Komang tidak mudah untuk meraih berbagai pencapaian tahun lalu. Pasalnya, wilayah operasi PLN tersebar secara luas hingga ke pelosok. Namun, manajemen PLN sudah berkomitmen untuk menjalankan program pengembangan secara merata, jadi tidak hanya terfokus di satu titik. Tugas utama perusahaan untuk menyalurkan energi harus tetap menjadi fokus, apalagi PLN juga dituntut untuk terlibat secara aktif dalam proses transisi energi sebagai salah satu upaya dalam menurunkan emisi karbon di sektor energi.

“Tantangan berupa demografi yaitu unit PLN tersebar dari sabang sampai merauke dari Mianggas hingga Pulau Rote, beberapa diantaranya adalah di lokasi 3T sehingga membutuhkan effort yang besar utk memastikan bahwa pengelolaan lingkungan tetap dilakukan dengan tetap mengedepanan amanah dalam menyediakan listrik untuk masyarakat,” katanya.

PLN juga tidak melupakan tuntutan masyarakat dunia. Untuk itu dalam setiap program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan terus disisipkan berbagai inisiatif untuk mendukung tuntutan untuk menjadi clean green company.

Untuk mencapai hal tersebut beberapa program disinergikan dengan penggunaan teknologi yang semakin efisien dan ramah lingkungan. Selain itu kebijakan early retirement pembangkit yang sudah tidak efisien memberikan peluang PLN untuk program renewable energy yang dalam proses pengadaan dan pengoperasiannya tentu melibatkan masyarakat sekitar.

“Tantangan dampak perubahan iklim yang terjadi saat ini sehingga diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi yang diwujudkan dalam bebrapa program baik untuk internal PLN maupun untuk eksternal di lingkungan sekitar,” ujar Komang.

Dia menyebutkan, salah satu kunci sukses utama dalam peningkatan kinerja Proper adalah ada komitmen pemimpin perusahaan yang sangat concern dengan pengelolaan lingkungan dengan lingkungan yang sustain maka kegiatan usaha PLN juga akan dapat terus berlangsung. Selain itu, penetapan dalam kinerja kepatuhan lingkungan hidup. Berikutnya adalah ketersediaan sumber daya. PLN melakukan penguatan organisasi sekarang ada organisasi di bawah Board of Director (BOD) ada divisi K3L yang mengawal langsung pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Di luar itu, ada divisi transisi energi dan keberlanjutan ini adalah think thank bagaimana strategi pengelolaan lingkungan dan energi ke depannya dan ada divisi khusus untuk CSR.

“Divisi-divisi ini berperan penting dalam pengelolaan lingkungan. Kemudian program yang berkelanjutan, memiliki program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sumber daya maupun pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan hingga dapat mandiri. Stakeholder management, PLN tidak mungkin berdiri sendiri dalam pengelolaan lingkungan perlu ada kolaborasi dengan stakeholder, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian LHK, masyarakat, LSM, perlu menjaga hubungan yang baik,” jelas Komang.

Denny T Silaban, Sekretariat Proper yang juga Kepala Bagian Program, Evaluasi, Hukum, dan Kerjasama Teknik Direktorat Jendral PPKL Kementerian LHK, menjelaskan perusahaan yang mendapatkan Proper emas seperti PLN sudah melalui tahapan penilaian ketat berdasarkan beberapa indikator.

Core competency misalnya. Menurut Denny masing masing perusahaan harus memlilik departemen yang mendukung program itu bertahan dan berkelanjutan. Aspek yang mendukung bagaimana produk itu hanya di miliki perusahaan dan tidak dimiliki kompetitor. Lalu bagaimana produk itu bisa sangat kompetitor. “Produk itu bisa menjadi sangat penting atau tidak bisa direplikasi oleh industri lain, kalaupun bisa direplikasi tapi hanya ada kemiripan,” jelas Denny.

Menurut dia pimpinan perusahaan maupun individu perusahaan itu bisa memahami core competency di perusahaannya sendiri. Bagaimana core competency-nya dipresentasikan oleh CEO yang dinilai Dewan Proper. “Kalau lihat hirarki, memiliki keunggulan sendiri. Core competency bisa diidentifikasi menjadi primer capabilities,” katanya.

Manajemen juga perlu untuk mendorong industrial culture menjadi sustainable culture. Selain itu jangan lupa melihat perkembangan kebijakan di luar, pertimbangkan isu isu misalnya terkait renewable. “Inilah poin-poin yang harus dipahami oleh green leadership dalam enviromental itu sendiri,” kata Denny.

Editor: Euis Rita Hartati (euis_somadi@yahoo.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


National 12 menit yang lalu

Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset

Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
National 26 menit yang lalu

Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus

Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.
Market 51 menit yang lalu

Grup Bakrie (BNBR) Mau Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin

VKTR, anak usaha Bakrie & Brothers (BNBR), berencana membangun pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB).
Market 2 jam yang lalu

Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25% 

Cisadane Sawit Raya (CSRA) membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun ini
National 3 jam yang lalu

Mahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu

Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.
Copyright © 2023 Investor.id