2023, Bisnis e-Commerce Masih Tumbuh Double Digit

JAKARTA, investor.id – Bisnis perdagangan secara elektronik (e-commerce/marketplace) di Tanah Air menghadapi tantangan baru di tengah tren banyak masyarakat mulai kembali berbelanja langsung ke toko fisik/mal (offline) karena melandainya pendemi Covid-19. Walau begitu, para pelakunya masih optimistis bisnis masih bisa tumbuh double digit pada 2023 karena berbelanja online sudah menjadi kebiasaan baru masyarakat. Lalu, bagaimana proyeksi bisnis dan tren perilaku konsumen e-commerce tahun 2023? Berikut ulasannya.
Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa realisasi nilai transaksi perdagangan secara elektronik di Indonesia mencapai Rp 476,3 triliun tahun 2022. Hal tersebut didapatkan dari volume transaksi di platform e-commerce/marketplace yang dilakukan oleh masyarakat Tanah Air sebanyak 3,49 miliar kali.
Nilai transaksi pada 2022 itu meningkat 18,8% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 401 triliun. Meski demikian, jumlah pencapaian nilai transaksi ini masih di bawah proyeksi BI yang sempat menargetkan nilai transaksi e-commerce tahun 2022 bisa mencapai Rp 489 triliun.
Baca juga: Merek Fesyen Jerman Dapat Dibeli di E-commerce Indonesia
Menurut BI, ada beberapa faktor yang menyebabkan nilai transaksi e-commerce pada tahun lalu tidak sesuai proyeksi. Salah satunya, karena berakhirnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah mulai 30 Desember 2022 yang mengabkibatkan transaksi offline mulai kembali ke arah normal.
Selain itu, masyarakat mulai berpindah transaksi jual-beli dengan memanfaatkan media sosial (social commerce), seperti TikTok dan Instagram yang kini telah memiliki fitur belanja daring. BI pun memandang bahwa social commerce telah menjadi pesaing kuat e-commerce karena harga yang ditawarkan cenderung lebih murah.
“Adapun, BI menargetkan transaksi e-commerce tetap bertumbuh 12% pada 2023 dibandingkan tahun 2022. BI optimistis volume transaksi e-commerce dapat naik 17% pada tahun ini,” ungkap Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono, baru-baru ini.
Baca juga: Catatkan Kinerja Impresif, DPR Apresiasi Kepemimpinan Sunarso
GM Goverment & Institution Cooperation Asossiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Vriana Indriasari mengungkapkan, pada 2022, nilai transaksi e-commerce memang tetap ada kenaikan, tetapi tidak terlalu signifikan dibandingkan proyeksinya.
Berbeda dengan BI, hal itu terjadi disebutnya bukan karena adanya aturan berakhirnya pemberlakukan PPKM, tetapi lebih kepada faktor inflasi yang tinggi pada periode September-Desember 2022 serta program PHK (lay-off) di sejumlah perusahaan, dan antisipasi ancaman resesi global pada 2023.
“Tahun lalu, transaksi tetap tumbuh, tetapi naiknya tidak terlalu signifikan karena orang agak menahan daya beli dan adanya ancaman resesi global di 2023. Tahun ini, mungkin ada perlambatan lagi, tetapi bukan penurunan. Karena memang pasar e-commerce Indonesia itu masih sangat besar,” ungkap Indri, sapaan Vriana Indriasari, optimistis, kepada Investor Daily, Jumat (27/1/2023).
Baca juga: Carsentro Jadi Bursa Mobil Bekas Terbesar di Bogor
Menurut dia, walau ada berbagai faktor dari kekhawatiran terhadap ekonomi global, transaksi e-commerce di Indonesia akan tetap tumbuh. Karena, aktivitas berbelanja online telah menjadi lifestyle atau habit bagi masyarakat Indonesia. Namun, setiap platform e-commerce pun diharapkan terus melakukan berbagai inovasi.
“Pada prinsipnya, kami selalu siap dengan berbagai inovasi dan tren belanja online ke depan. Berbagai program pun akan terus kami lakukan tahun ini, bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama pemerintah untuk meningkatkan nilai transaksi,” terangnya.
IdEA di antaranya akan terus mengampanyekan program Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI), Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), dan berbagai program lainnya guna menggairahkan bisnis e-commerce di Tanah Air.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Duh, Kerugian Indofarma (INAF) Bertambah Besar hingga 10 Kali Lipat Lebih
Indofarma (INAF) belum keluar dari masa-masa sulit. Kerugian bertambah besar hingga 10 kali lipat lebih.Antam (ANTM) Investasi Besar-besaran, Potensi Cuan Sahamnya Masih Tebal
Antam (ANTM) akan investasi besar-besaran seiring keterlibatannya dalam ekosistem kendaraan listrik (EV). Potensi cuan ANTM masih tebal.Teknologi OpenAI pada Zoom Memperkuat Fleksibilitas Pengguna
Membangun solusi AI ke dalam produk Zoom untuk mendukung pelanggan agar menjadi lebih produktif.12 Juta Wajib Pajak Laporkan SPT, Tingkat Kepatuhan?
Hingga 31 Maret 2023 pukul 24.00 WIB, DJP telah menerima 12,01 juta Surat Pemberitahuan (SPT Tahunan) dari wajib pajak.Produsen Kopiko Punya Orang Terkaya (MYOR) Cetak Pendapatan Rp 30,6 T
Produsen permen Kopiko, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencetak penjualan bersih Rp 30,66 triliun sepanjang 2022.Tag Terpopuler
Terpopuler
