Asing Masuk ke Pasar SBN Capai Rp 48,53 Triliun

JAKARTA,investor.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, hingga 27 Januari 2023 tercatat ada aliran modal asing masuk bersih ke pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 48,53 triliun. Hal ini menunjukkan penguatan pasar Surat Berharga Negara (SBN) melanjutkan penguatan di awal tahun 2023, didorong pembelian kembali SBN oleh investor asing.
“Dari sisi SBN terjadi penguatan yang berlanjut pada awal tahun 2023 didorong dengan terjadinya pembelian kembali SBN oleh investor nonresidence," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2023 di Kantor Kementerian Keuangan pada Selasa (31/1/2023).
Sementara itu, dana dari domestik yang masuk ke pasar SBN pada periode tersebut terdiri atas perbankan senilai Rp 121,98 triliun dan investor keuangan nonbank senilai Rp 3,63 triliun. Diharapkan dana-dana tersebut dapat memperkuat pasar SBN.
Penguatan pasar SBN juga didukung oleh imbal hasil (yield) SBN seri benchmark 10 tahun yang mengalami penurunan sebesar 20 basis poin (bps) dibanding level akhir tahun 2022 (year-to-date/ytd) ke level 6,74%.
Sementara itu, dana dari domestik pun masuk ke pasar SBN pada periode tersebut yakni dari perbankan senilai Rp 121,98 triliun dan investor keuangan nonbank senilai Rp 3,63 triliun, sehingga memperkuat pasar SBN. Penguatan pasar SBN juga didukung oleh imbal hasil (yield) SBN seri benchmark 10 tahun yang mengalami penurunan sebesar 20 basis poin (bps), dibanding level akhir tahun 2022 (year to date/ytd) ke level 6,74%.
“Meskipun kondisi pasar SBN sudah mulai kondusif, kami menilai tekanan inflasi global di beberapa negara yang masih persisten tinggi perlu tetap diwaspadai, yang berpotensi memicu naiknya suku bunga kebijakan bank sentral global di luar ekspektasi,” kata Sri Mulyani.
Dengan meningkatnya jumlah SBN aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga, imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda. Hal ini terlihat dari nilai tukar rupiah menguat sehingga mendukung stabilitas perekonomian. Rupiah pada awal 2023 mengalami apresiasi, di mana sampai dengan 27 Januari 2023 menguat 3,89% (ytd) dibandingkan dengan level akhir Desember 2022.
Editor: Thomas Harefa (thomas@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset
Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus
Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.Grup Bakrie (BNBR) Mau Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin
VKTR, anak usaha Bakrie & Brothers (BNBR), berencana membangun pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB).Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25%
Cisadane Sawit Raya (CSRA) membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun iniMahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu
Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.Tag Terpopuler
Terpopuler
