Bahlil: Pemerintah Tetapkan 8 Sektor Prioritas dalam Hilirisasi

JAKARTA,investor.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia memaparkan 8 sektor prioritas yang masuk dalam peta jalan hilirisasi investasi strategis Indonesia. Kedelapan sektor ini bernilai US$ 545,3 miliar dengan rincian mineral dan batu bara sebesar US$ 431,8 miliar, minyak dan gas alam sebesar US$ 68,1 miliar, serta perkebunan, kelautan, perikanan, perhutanan sebesar US$ 45,4 miliar.
Catatan BKPM menunjukan 8 sektor ini terbagi dalam 21 komoditas, yaitu batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, baja, perak, aspal buton, minyak bumi, gas alam, sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu, getah pinus, udang, ikan, kepiting, rumput laut, dan garam.
“Kami akan fokus pada sektor investasi hilirisasi yang berbasis dan berorientasi pada green energy. Ini sebuah konsensus yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan SDG' sekaligus menjadi konsensus bagi dunia untuk menurunkan emisi,” ucap Bahlil dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 di Plaza Mandiri pada Kamis (02/02/2023).
Bahlil menjelaskan, sejak 2019 hingga 2022, investasi sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya menunjukkan tren peningkatan hingga 177,9% dari Rp 61,6 triliun menjadi Rp 171,2 triliun. Sektor lain yang menjadi primadona pada tahun 2022 adalah pertambangan, transportasi, gudang dan telekomunikasi, perumahan dan kawasan industri, serta industri kimia dan farmasi.
Peluang investasi dari program hilirisasi sumber daya alam menjadi komoditas bernilai tambah. Beberapa program ini antara lain adalah pengolahan nikel menjadi baterai kendaraan listrik, gasifikasi batubara menjadi dimetil eter (DME), pengolahan gas alam menjadi metanol dan pupuk, serta hilirisasi sektor pangan.
Baca juga: Bahlil: Hilirisasi Hadirkan Potensi Investasi hingga US$ 545,3 Miliar
Komitmen pemerintah yang mendorong hilirisasi SDA, akan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik. Sejumlah rencana investasi terkait hal ini adalah pembangunan industri baterai terintegrasi oleh LG sebesar USD 9,8 miliar dan CATL sebesar USD 5,2 miliar. Selain itu, Foxconn juga akan membangun industri baterai dan kendaraan listrik termasuk industri pendukungnya dengan investasi USD 8 miliar. Serta Envision/INBC yang membangun Kawasan Industri Net Zero dan industri baterai terintegrasi.
Pemerintah akan melakukan penghentian ekspor listrik dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam rangka menjaga ketahanan energi di Indonesia. Target Indonesia di tahun 2025, energi baru terbarukan mencapai 25% dari total pemakaian energi. Oleh sebab itu, penggunaan energi baru terbarukan harus dioptimalkan di dalam negeri.
Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Indonesia Usung Tiga Prioritas dalam Keketuaan Asean 2023
Recovery–rebuilding, difokuskan pada upaya untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda semua negara.Pendapatan Emiten Grup Djarum (TOWR) Melonjak, Laba Naik Tipis-tipis
Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, mencetak pendapatan Rp 11,03 triliun pada 2022.Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023
Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-UniverseKinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target
optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggiPerempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri
Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.Tag Terpopuler
Terpopuler
