Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Mobil Listrik Dunia

JAKARTA, investor.id – Indonesia memiliki potensi besar menjadi basis produksi mobil listrik (electric vehicle/EV) bagi pasar dunia dalam beberapa tahun ke depan. Selain jumlah penduduk yang besar sebagai pasar, Indonesia memiliki nikel, sumber daya alam (SDA) penopang industri mobil listrik. Keduanya akan menjadi daya tarik yang tinggi bagi produsen mobil listrik dunia untuk berinvestasi di Tanah Air.
Pemerintah pun gencar mempromosikan mobil listrik dan memberikan sejumlah insentif tambahan, baik fiskal maupun nonfiskal. “Jadi, harusnya minat ke sana (basis produksi) akan membaik. Pada saatnya nanti, apabila infrastruktur sudah terbentuk, seperti pengisian listrik, seharusnya kita bisa berkembang,” ujar Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi kepada Investor Daily, Kamis (02/02/2023).
Potensi pasar yang besar itu, lanjut Yohannes, di antaranya ditandai dengan penjualan mobil kategori ritel (dealer ke konsumen) yang selama 2022 mencapai 1.013.584 unit atau naik 17,4% secara year on year (yoy). Sedangkan penjualan mobil listrik sepanjang 2022 tercatat sebanyak 15.437 unit atau melonjak hingga 383,62%, mengingat penjualan mobil listrik pada tahun sebelumnya baru 3.192 unit.
Di sisi lain Indonesia diketahui mempunyai 93% sumber daya alam (SDA) bahan baku baterai mobil listrik, seperti nikel, mangan, dan kobalt. Sedangkan Kementerian Perindustrian tidak terlalu mengkhawatirkan dengan 7% kebutuhan SDA sisanya, sepert litium dan grafit. Sebab, dunia baterai mobil listrik terus berkembang.
“Kita adalah (salah satu) penghasil nikel terbesar di dunia. Kita punya kobalt dan segala macam yang juga kuat. Ini kan berpotensi juga untuk membangun yang namanya pabrik baterai untuk mobil listrik. Lha, kalau pabrik baterainya sudah ada di Indonesia, harusnya pembuatan mobilnya tidak jauh-jauh dari situ,” tandas Yohannes.
Ia meyakini, bila telah berproduksi sebagai basis produksi mobil listrik dunia, Indonesia bisa mengekspor produknya ke manapun termasuk negara tetangga terdekat dengan market besar dan sangat berkembang seperti Australia. “Jadi, harusnya Indonesia (memang) menjadi potensi hub (atau basis produksi) yang besar. Intinya ke sana,” jelas dia.
Namun demikian, Yohannes melihat, masih ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan untuk mewujudkan Indonesia menjadi basis produksi bagi mobil listrik dunia. “Yang namanya mobil listrik ‘kan masih juga ada kelemahannya. Contohnya, pengisian listriknya masih memerlukan waktu cukup lama, sementara pemakaian agak singkat. Harga mobilnya listrik juga masih mahal,” papar dia.
Kendati begitu, ia berkeyakinan, ke depan akan ditemukan teknologi yang membantu proses penge-charges-an bisa dilakukan dengan cepat seperti pada produk handphone, pemakaiannya bisa lebih lama, dan harganya kompetitif.
“Saya rasa (nanti) juga market-nya akan meledak. Pelan-pelan ke arah sanalah. Jadi, ini adalah masalah perubahan, proses. Dulu orang disuruh pakai mobil outomatic nggak mau, takut kalau mogok. Tapi, (sekarang) begitu coba, nggak mau kembali lagi” ucap Yohannes.
Ia meyakini, waktu yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk menjadi basis produksi mobil listrik dunia tidak akan terlalu lama. “Mudah-mudahan tidak terlalu lama, dalam beberapa tahun pun bisa ke arah situ. Ini bukan berarti semuanya akan beralih, belum. Karena mungkin yang komersial, yang jangka panjang, yang durable juga akan berbeda. Tapi, paling tidak volumenya akan merangkak naik terus,” pungkas dia.
Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Meski Ditolak Demokrat dan PKS, DPR Setujui Pengesahan Perppu Cipta Kerja Jadi UU
Fraksi Demokrat dan PKS menjadi penolak pengesahan Perppu Ciptaker jadi UUSektor Bank Melesat, Saham BMRI dan ARTO Juaranya
Saham BMRI dan ARTO pimpin penguatan saham sektor bank sepanjang hari ini.Top! Jelang Nyepi, IHSG Melesat 1,2%, Saham COAL Auto Reject Atas
IHSG melesat hingga 1,2% jelang libur Nyepi besok. Lompatan indeks didukung kenaikan saham sektor keuangan dan teknologiJaksa ICC: Surat Perintah Penangkapan Putin Berlaku Seumur Hidup
Surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin berlaku seumur hidup, dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).Tak Seberat Sebelumnya, Kenali Gejala Covid-19 Terkini
Gejala Covid-19 pada populasi umum saat ini tak seberat sebelumnya. Lalu bagaimana gejala Covid-19 terkini?Tag Terpopuler
Terpopuler
