Bank Mandiri Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2022 Melonjak Jadi 5,27%

JAKARTA, investor.id – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia setahun penuh 2022 tumbuh 5,27% atau melonjak dari pertumbuhan PDB 2021 yang sebesar 3,69%. Ini dicapai dengan asumsi PDB kuartal IV-2022 tumbuh sebesar 4,90% (yoy).
“Kami melihat PDB Indonesia pada kuartal IV-2022 tumbuh dengan kecepatan yang lebih lambat, tetapi pertumbuhan setahun penuh menunjukkan peningkatan yang besar. Kami memperkirakan PDB kuartal IV-2022 tumbuh 4,90% (yoy), turun dari 5,72% (yoy) di kuartal III-2022,” ujar ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam rilis pada Jumat (03/02/2023).
BPS dijadwalkan mengumumkan realisasi pertumbuhan PDB kuartal IV-2022 dan pertumbuhan setahun penuh 2022 pada Senin (06/02/2023) ini.
Penurunan pertumbuhan PDB pada kuartal IV-2022 tersebut terutama disebabkan oleh base effect yang tinggi dari pertumbuhan PDB kuartal IV-2021 di tengah pelonggaran PPKM dari pembatasan akibat varian Delta, dan dampak melonjaknya inflasi menyusul penyesuaian harga BBM bersubsidi.
Secara kuartalan, PDB kuartal IV-2022 diperkirakan tumbuh lebih lambat yakni sebesar 0,28% (qoq) dari 1,81% (qoq) di kuartal III-2022. “Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor yang lesu membuat pertumbuhan PDB kuartal IV-2022 melambat,” jelas Faisal.
Bank Mandiri memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2022 akan menurun hingga di bawah 5% (yoy) karena inflasi yang tinggi memukul pengeluaran hingga taraf tertentu. Hal itu membayangi dampak positif dari liburan Natal dan tahun baru.
“Kami juga memperkirakan pertumbuhan ekspor bersih akan melemah karena mengendornya permintaan eksternal, didorong oleh tingginya inflasi global dan suku bunga kebijakan. Sementara itu, pertumbuhan belanja pemerintah terlihat membaik, mengikuti pola belanja publik yang meningkat setiap kaurtal terakhir,” papar Faisal.
Pertumbuhan belanja pemerintah juga ditopang berbagai kebijakan diambil untuk menjaga daya beli masyarakat dan meredam inflasi, termasuk subsidi. “Pertumbuhan PMTB diperkirakan akan relatif datar karena pertumbuhan investasi bangunan dan struktur masih tertahan,” ucap Faisal.
Bank Mandiri memperkirakan, pertumbuhan PDB Indonesia pada 2023 tetap tangguh. Meski ketidakpastian ekonomi global masih akan membayangi, tapi menunjukkan tren yang mereda. “Oleh karena itu, kami melihat sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik, karena kegiatan ekspor diperkirakan akan melemah,” jelas Faisal.
Secara keseluruhan, menurut dia, Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun menjadi 5,04% pada 2023.
Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Duh, Kerugian Indofarma (INAF) Bertambah Besar hingga 10 Kali Lipat Lebih
Indofarma (INAF) belum keluar dari masa-masa sulit. Kerugian bertambah besar hingga 10 kali lipat lebih.Antam (ANTM) Investasi Besar-besaran, Potensi Cuan Sahamnya Masih Tebal
Antam (ANTM) akan investasi besar-besaran seiring keterlibatannya dalam ekosistem kendaraan listrik (EV). Potensi cuan ANTM masih tebal.Teknologi OpenAI pada Zoom Memperkuat Fleksibilitas Pengguna
Membangun solusi AI ke dalam produk Zoom untuk mendukung pelanggan agar menjadi lebih produktif.12 Juta Wajib Pajak Laporkan SPT, Tingkat Kepatuhan?
Hingga 31 Maret 2023 pukul 24.00 WIB, DJP telah menerima 12,01 juta Surat Pemberitahuan (SPT Tahunan) dari wajib pajak.Produsen Kopiko Punya Orang Terkaya (MYOR) Cetak Pendapatan Rp 30,6 T
Produsen permen Kopiko, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencetak penjualan bersih Rp 30,66 triliun sepanjang 2022.Tag Terpopuler
Terpopuler
