JAKARTA, investor.id - Pemerintah mulai melirik peluang untuk hilirisasi gas dan pangan. Hal ini sebagai antisipasi terjadinya konflik perang Rusia-Ukraina yang berakibat pada krisis di sektor energi dan pangan.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan kementerian/lembaga terkait membuat masterplan terhadap perencanaan hilirisasi sumber daya alam kita terutama gas.
Baca juga: Bahlil: Jangan Terbuai Dengan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022, Apa Sebabnya?
“Presiden sudah mulai mengarahkan kita untuk mulai melakukan ekspansi hilirisasi salah satunya gas,” ucap Bahlil dalam konferensi pers secara virtual pada Kamis (10/11).
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Investasi/BKPM, serta Kementerian ESDM sedang mengkaji dan menyusun langkah dalam hilirisasi di sektor gas. Kementerian Investasi/BKPM, akan mendukung pembangunan pabrik pupuk dan fasilitas produksi blue ammonia di Papua Barat yang merupakan salah satu sumber gas bumi.
"Kita juga akan bangun blue ammonia dengan Kementerian ESDM. Kita akan maksimalkan untuk membangun pabrik pupuk di Papua Barat, kenapa Papua Barat, karena asal gasnya dari Papua. Jadi blue ammonia di Bintuni, (pabrik) pupuknya di Fakfak," tutur Bahlil.
Baca juga: Bahlil: Kinerja Perekonomian Kuartal III-2022 Mengarah Pada Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas
Bahlil mengatakan, pemerintah juga tengah mendukung pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur. Dia mengatakan saat ini sudah ada investor dalam proyek tersebut. "Di sana investornya sudah ada, dari Amerika, bukan dari Asia," imbuh Bahlil.
Pemerintah juga sedang mempersiapkan diri untuk melakukan hilirisasi pangan. Dia menilai dalam pelaksanaan hilisasi gas tidak membutuhkan investasi dalam nilai besar namun memiliki potensi pasar yang besar. "Kami lagi dorong, mulai dari mana hilirisasinya, apakah perikanan atau pangan yang umum. Kami sudah menuju ke sana karena investasinya tidak besar tapi marketnya besar," katanya.
Dia mengatakan pangan merupakan salah satu instrumen terpenting untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Pemerintah juga terus berupaya dalam menciptakan ketahanan pangan.
Baca juga: Menteri Bahlil Gandeng Inggris Tingkatkan Kerjasama Ekonomi
“Tidak terlalu banyak membutuhkan investasi tapi banyak melibatkan lapangan pekerjaan dan itu terjadi di desa-desa di kampung-kampung yang di daerah dan tidak berpusat di Jakarta ini adalah peluang yang akan dilakukan,” kata Bahlil.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS