

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat media briefing di Jakarta, Jumat (05/06/2020). Foto: BeritaSatu Photo/Humas Bank Indonesia
BI Yakin Pemulihan Ekonomi Makin Kuat
JAKARTA, investor.id – Bank Indonesia (BI) meyakini, proses pemulihan ekonomi Indonesia yang tengah berlangsung akan makin menguat. Pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi pada tahun 2021 dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga.
“Hal ini sejalan dengan kemajuan penanganan pandemi Covid-19, termasuk penggunaan vaksin, pemulihan ekonomi global, stimulus kebijakan fiskal dan moneter, serta berbagai upaya penajaman strategi kebijakan,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pengantar Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2020 dengan tema Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi yang diluncurkan pada hari ini, Rabu (27/1) secara virtual.
Menurut Perry, penguatan sinergi kebijakan terus ditempuh untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi yang lebih baik lagi. “Dalam konteks ini, kami memandang bahwa vaksinasi dan disiplin penerapan protokol Covid-19 merupakan prasyarat bagi proses pemulihan ekonomi nasional,” ucap dia.
Prospek pemulihan ekonomi domestik, lanjut Perry, juga didukung oleh lima kebijakan, yakni pertama, pembukaan sektor-sektor produktif dan aman secara nasional maupun di masing-masing daerah.
Kedua, percepatan realisasi stimulus fiskal. Ketiga, peningkatan kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran. Keempat, keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial. Sedangkan kelima, percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya terkait pengembangan UMKM.
Dalam jangka menengah, kata Perry, BI memperkirakan prospek pemulihan ekonomi Indonesia akan meningkat dan kembali ke lintasan menuju Indonesia Maju. “Prospek tersebut ditopang oleh percepatan transformasi ekonomi melalui serangkaian kebijakan reformasi struktural, termasuk implementasi UU Cipta Kerja, pembangunan infrastruktur, serta digitalisasi ekonomi dan keuangan,” ucap dia.
Sebelumnya Perry memperkirkan, ekonomi Indonesia tumbuh positif 4,8-5,8% pada tahun ini, setelah 2020 diproyeksi tumbuh -2% hingga -1%. “Sumbernya dari mana? Dari ekspor, dari stimulus fiskal, dan kemudian kenaikan investasi. Konsumsi meningkat meskipun peningkatannya sedikit lebih rendah dari yang kita perkirakan,” tutur dia saat melakukan focus group discussion dengan pemimpin redaksi media massa, awal pekan ini.
Editor : Nasori (nasori@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily