

Kepala BPS Suhariyanto. Sumber: Humas BPS
BPS: Inflasi Oktober 0,07%
Arnoldus Kristianus (arnoldus.kristianus@beritasatumedia.com)
JAKARTA, investor.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober 2020 mencapai 0,07%. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Oktober) 2020 sebesar 0,95% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2020 terhadap Oktober 2019) sebesar 1,44%.
Inflasi disebabkan oleh kenaikan kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,29% dan memberikan andil ke inflasi 0,07%.
“Penyebab utama inflasi pada bulan Oktober ini adalah adanya kenaikan harga cabai merah, bawang merah, dan minyak goreng,” ucap Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Senin (2/11).
Ia mengatakan cabai merah memberikan andil inflasi sebesar 0,09%. Kenaikan harga cabai merah terjadi di 82 kota. Dengan kenaikan tertinggi terjadi di Bulukumba sebesar 85% kemudian disusul di Padang Sidempuan dan Tegal masing-masing sebesar 76%. Bawang merah yang memberikan andil inflasi sebesar 0,02%. Kenaikan harga bawang merah terjadi di 70 kota, kenaikan tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 33%. Sedangkan kelompok minyak goreng sebesar 0,09%.
“Dalam kelompok ini terjadi penurunan harga di beberapa komoditas yaitu telur ayam ras yang memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,02% kemudian daging ayam ras dan beberapa jenis buah-buahan yang masing-masing memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,01%,” ucapnya.
Kelompok penyediaan makanan dan makanan dan minuman atau restoran terjadi inflasi sebesar 0,19% dan andilnya kepada inflasi adalah 0,02%. Komoditas yang dominan memberikan andil kepada inflasi pada kelompok ini adalah kenaikan harga nasi dengan lauk sehingga andilnya kepada inflasi adalah sebesar 0,01%.
Komponen inti pada Oktober 2020 mengalami inflasi sebesar 0,04%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari– Oktober) 2020 sebesar 1,5% dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Oktober 2020 terhadap Oktober 2019) sebesar 1,74%.
Dari 90 kota yang didata ada 66 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,04% dan terendah terjadi di DKI Jakarta, Cirebon, Bekasi, dan Jember masing-masing sebesar 0,01% Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81% dan terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,02%.
“Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari penyebab utamanya adalah turunnya tarif angkutan udara yang memberikan andil sebesar minus 0,8%,” ucap Suhariyanto.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily