

Ilustrasi Kapal Tenggelam. (IST)
KNKT: Kapal MV Nur Allya Tenggelam Akibat Likuefaksi Bijih Nikel
Thresa Sandra Desfika (thresa.desfika@investor.co.id)
JAKARTA, investor.id - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan Kapal MV Nur Allya yang tenggelan di Perairan Halmahera, Maluku Utara pada 21 Agustus 2019 adalah akibat likuefaksi muatan bijih nikel.
Demikian rilis KNKT pada 5 Februari 2021 terkait laporan final investigasi kecelakaan Kapal MV Nur Allya.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan, investigasi KM Nur Allya cukup panjang karena untuk survei di bawah air, pihaknya mengalami sejumlah tantangan, seperti koordinasi, anggaran, ketersediaan alat dan kapal, hingga cuaca.
"Beberapa kali ketika kapal dan peralatan tersedia anggaran belum tersedia. Begitu anggaran dan alat tersedia kapal tidak tersedia. Begitu semua tersedia cuaca tidak memungkinkan kita operasi. Kondisi ini yang membuat mundurnya survei kapal Nur Allya," kata Soerjanto dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).

Menurut Soerjanto, dari hasil analisa kerusakan lifeboat, data AIS, adanya sinyal EPIRB, data hasil survei bawah air, keadaan laut yang cukup bergelombang dan khususnya data keadaan kadar air yang diizinkan dal pengangkutan, serta terjadinya hujan saat pemuatan, maka dapat disimpulkan bahwa muatan kapal Nur Allya mengalami likuefaksi.
"Dari hasil analisa stabilitas yang telah dilakukan, maka tenggelamnya kapal Nur Allya di Perairan Halmahera, Maluku Utara pada 21 Agustus 2019 diakibatkan likuefaksi muatan nickel ore," sebut Soerjanto.
Dia menambahkan, nilai lengan penegak (GZ) negatif dengan momen likuefaksi yang besar berakibat kapal secara spontan terbalik dalam periode yang sangat singkat. Kapal kehilangan stabilitas akibat terjadinya free surface dari muatannya. Selanjutnya kapal terbalik dan tenggelam.
Adapun kapal Nur Allya pada tanggal 20 Agustus 2019 pukul 15.56 WIT berangkat dari Pelabuhan Weda, Maluku Utara menuju Pelabuhan Morosi, Sulawesi Tenggara. Kapal memuat bijih nikel sebanyak 51.500 metrik ton. Kapal diawaki 25 orang dan 2 orang pengikut. Kapal direncanakan tiba di Pelabuhan Morosi pada 23 Agustus 2019. Kapal tersebut milik PT Gurita Lintas Samudera.
Pada tanggal 21 Agustus 2019 pukul 03.25 WIT berdasarkan data AIS, kapal berlayar dengan kecepatan 9,5 knot dengan arah haluan 183 derajat dengan koordinat berada di posisi 01°06`0.30`` LS/ 128°36`0.68`` BT.
Pukul 03.56 WIT dari data AIS diketahui kecepatan kapal berubah menjadi 1 knot dan haluan kapal mengarah ke 188 derajat. Pada saat itu kapal berada di koordinat 01°10`1.33`` LS/ 128°35`1.25`` BT yang merupakan data AIS Nur Allya terakhir terdeteksi setelah itu perusahaan kehilangan kontak dengan kapal MV Nur Allya.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily