TANGERANG, investor.id – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia optimistis target investasi tahun 2022 sebesar Rp 1.200 triliun akan terpenuhi pada Desember tahun ini.
“Saya berjanji akhir Desember 2022 target investasi Rp 1.200 triliun akan kita capai,” kata Bahlil dalam seminar nasional bertajuk 'Intelektualitas dan Integritas Generasi Muda: Investasi Masa Depan Kepemimpinan Nasional' di Universitas Pelita Harapan (UPH), Lippo Village, Tangerang, Selasa (29/11/2022).
Keyakinan Bahlil itu didasari oleh target pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5,3%. Menurutnya, target tersebut hanya akan tercapai bilamana target investasi pada tahun ini terpenuhi.
Baca juga: Soal Pemimpin Masa Depan, Ini Kata Bahlil
Sebab itu, perolehan investasi harus tinggi karena enjadi kata kunci untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya saing di Indonesia di pentas global.
Sepanjang 2021, Bahlil mengungkapkan bahwa Kementerian Investasi berhasil menghimpun dana investasi sebanyak Rp 901 triliun, lebih tinggi dari jumlah yang ditargetkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp 900 triliun atau bila mengacu pada RPJM 2021 yang sebesar Rp 896 triliun.
Baca juga: Bahlil Ungkap Strategi Kejar Target Realisasi Investasi 2023
Capaian yang melampaui target itulah yang kemudian mendorong presiden mematok investasi tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Menurut Bahlil, merealisasikan target presiden tersebut bukanlah pekerjaan mudah, namun ia berkeyakinan akan berhasil.
Terbukti, seusai perhelatan akbar G20 di Bali, Indonesia berhasil meneken dana investasi senilai US$ 8 miliar atau setara Rp 125 triliun dan komitmen investasi lain yang belum diteken.
Baca juga: Menteri Bahlil Sebut Investor Global Incar Kekayaan Nikel dan Timah Indonesia
Artinya, kata Bahlil, Indonesia kini menjadi salah satu negara tujuan investasi para investor dan disegani banyak orang.
“Bahkan saya katakan kepada delegasi-delegasi negara G20, semua negara G20 sudah merdeka. Tidak boleh ada satu negara yang merasa lebih berhak dan berkuasa untuk mengintervensi negara lain. Kita harus berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam kesetaraan dan Indonesia masuk sebagai negara yang mencoba memainkan peran dan diikuti negara lain dalam arah kebijakan ke depan,” tutup Bahlil.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS