JAKARTA, Investor.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy turut memperkuat posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 2022. Ini menunjukkan Indonesia mendengarkan masukan dari seluruh pihak.
“Ini menunjukkan Indonesia mengajak semua berbicara dan inklusif dalam kepemimpinan,” ucap Airlangga dalam program "Obrolan Malam Fristian" di BTV pada Rabu (23/11).
Airlangga mengungkapkan, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Zelenskyy berdampak pada pembukaan akses terhadap Ukraina. Adapun pertemuan Presiden dengan Presiden Putin membahas akses terhadap pupuk
“Dengan dua pertemuan tersebut, negara G7 sangat mengapresiasi. Prinsipnya, kita tidak bisa bicara Ukraina tanpa ada Ukraina, tidak bisa bicara Rusia tidak dengan Rusia,” kata Airlangga.
Konflik antara Rusia dan Ukraina, kata dia, turut berpengaruh ke rantai pasok global yang berdampak pada krisis pangan dan energi. Tidak hanya itu, konflik antara dua negara tersebut juga berdampak pada kerugian finansial.
Airlangga mengatakan, kondisi kerugian finansial bukan hanya karena perang, namun sudah terjadi sejak terjadi pandemi Covid-19. Ini diperburuk oleh negara-negara OPEC yang memotong produksi dua juta barel minyak per hari.
Meskipun terjadi gejolak perekonomian global, Airlangga optimistis, Indonesia masih memiliki perekonomian yang resilien. Hal ini terjadi karena beberapa factor. Pertama, produksi pangan Indonesia relatif baik, yaitu 1 juta ton beras setiap tahun. Kedua, industri pupuk kuat, terlihat pada ekspor urea sebanyak dua juta ton.
“Indonesia masih bisa mendapatkan bahan baku pupuk dari Kanada dan Yordania sebagai alternatif bahan baku dari Belarusia,” kata dia.
Editor : Harso Kurniawan (harso@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS