JAKARTA, investor.id - Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives berakhir positif pada perdagangan Jumat (5/8/2022).
Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Jumat (5/8/2022), kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Agustus 2022 naik 80 Ringgit Malaysia menjadi 4.020 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman September 2022 terkerek 69 Ringgit Malaysia menjadi 3.923 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak pengiriman Oktober 2022 terdongkrak 57 Ringgit Malaysia menjadi 3.878 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman November 2022 menanjak 53 Ringgit Malaysia menjadi 3.879 Ringgit Malaysia per ton.
Baca juga: Tren Bearish Menghantui, Harga CPO Melemah
Serta, kontrak pengiriman Desember 2022 naik 53 Ringgit Malaysia menjadi 3.913 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Januari 2023 meningkat 48 Ringgit Malaysia menjadi 3.966 Ringgit Malaysia per ton.
Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, pergerakan harga CPO masih dipengaruhi sentimen yang diperhatikan dari Indonesia antara lain keputusan harga referensi CPO Indonesia untuk periode paruh kedua Agustus, kebijakan kuota ekspor serta perkembangan program biodiesel B40.
“Sementara dari Malaysia antara lain rilisnya data ekspor CPO dan perkembangan situasi tenaga kerja,” ungkapnya kepada Investor Daily, belum lama ini.
Baca juga: Volume dan Harga Ekspor CPO Turun, Penerimaan BPDPKS Diproyeksi Hanya Rp 40 Triliun
Untuk pergerakan harga pekan depan akan sangat bergantung pada katalis yang terjadi di pasar pada akhir pekan ini. Apabila dengan mempertimbangkan katalis yang ada di pasar saat ini, baik dari pasar CPO maupun pasar minyak nabati, dimana keduanya cenderung masih berdampak negatif terhadap harga. “Maka, harga CPO pekan depan masih berpotensi bertahan bearish,” ucapnya.
Yoga menyebut, sentimen yang diperhatikan dari Indonesia antara lain keputusan harga referensi CPO Indonesia untuk periode paruh kedua Agustus, kebijakan kuota ekspor serta perkembangan program biodiesel B40. Sementara dari Malaysia antara lain rilisnya data ekspor CPO dan perkembangan situasi tenaga kerja.
“Untuk pekan depan, harga berpotensi menemui level resistance di kisaran harga 4.250 – 4.500 Ringgit Malaysia per ton. Apabila mendapat katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga 3.500 – 3.250 Ringgit Malaysia per ton,” tutup Yoga.
Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait