JAKARTA, investor.id - Kekacauan dunia yang terjadi saat ini dikhawatirkan akan merembet ke sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia. Risiko yang saat ini dihadapi jauh lebih besar dibandingkan periode awal 2022 yang masih stabil. Kenaikan suku bunga secara langsung akan memengaruhi pergerakan dolar terhadap sejumlah mata uang. Situasi ini membuat mata uang negara berkembang seperti rupiah tidak berdaya.
Apalagi Indonesia baru saja menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Bersubsidi yang akan merembet terhadap kenaaikan barang-barang akibat naiknya biaya transportasi. Kebijakan ini akan mempengaruhi konsumsi masyarakat dan berimbas pada kenaikan inflasi di tahun 2022 yang kemungkinan bisa tembus diatas 6 persen.
Baca juga: BI Gencar Stabilkan Rupiah, Cadangan Devisa Tak Berkurang, Kok Bisa?
Adapun, pada penutupan Rabu (7/9/2022) sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 32 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 50 poin dilevel Rp 14.917 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.885.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf, namun ditutup melemah di rentang Rp 14.900 - Rp 14.940,” kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka dalam keterangannya, Rabu (7/9/2022).
Sementara itu, alasan dolar AS menguat adalah adalah data ekonomi AS yang lebih sehat, dengan sektor jasa penting negara itu secara tak terduga melihat aktivitas meningkat pada Agustus, memberi Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga tajam ketika pembuat kebijakan bertemu akhir bulan ini.
Baca juga: Rupiah Dibuka Melemah 0,19% ke Posisi Rp 14.913 per Dolar AS
The Fed harus menaikkan suku bunga ke tingkat yang menahan aktivitas ekonomi dan mempertahankannya di sana sampai pembuat kebijakan "yakin" bahwa inflasi mereda, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan Selasa, dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.
Pedagang sekarang memperkirakan peluang lebih dari 70% bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan September.
Bank Sentral Eropa secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada hari Kamis mengingat inflasi dengan cepat mendekati dua digit di Zona Euro, sementara para menteri Uni Eropa akan bertemu pada hari Jumat untuk membahas krisis energi yang memukul industri dan menekan rumah tangga.
Editor : Lona Olavia (olavia.lona@gmail.com)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS