JAKARTA, investor.id - Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives amblas pada perdagangan Rabu (25/1/2023).
Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Rabu (25/1/2023), kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Februari 2023 turun 131 Ringgit Malaysia menjadi 3.754 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Maret 2023 melemah 133 Ringgit Malaysia menjadi 3.754 Ringgit Malaysia per ton.
Baca juga:Pemerintah Wajib Lindungi Investasi Perkebunan Sawit
Sementara itu, kontrak pengiriman April 2023 terkoreksi 139 Ringgit Malaysia menjadi 3.753 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Mei 2023 kehilangan 137 Ringgit Malaysia menjadi 3.753 Ringgit Malaysia per ton.
Serta, kontrak pengiriman Juni 2023 terpangkas 132 Ringgit Malaysia menjadi 3.751 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Juli 2023 jatuh 117 Ringgit Malaysia menjadi 3.746 Ringgit Malaysia per ton.
Baca juga:KUD Perkebunan Kelapa Sawit Maju Jaya Wilmar Group Panen Perdana Hasil Replanting
Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, ada beberapa indikator yang dipantau oleh pasar seperti rilisnya data ekspor Malaysia, perkembangan rencana pelarangan ekspor CPO Malaysia ke Uni Eropa, perkembangan situasi di Indonesia terutama terkait program B35 serta kebijakan ekspor.
“Ditambah lagi, situasi di negara importir utama, India, Tiongkok dan Uni Eropa. Serta, situasi di pasar minyak nabati,” ungkap Yoga kepada Investor Daily, belum lama ini.
Yoga memperkirakan harga CPO pekan ini akan bergerak pada resistance di kisaran 4.300 – 4.500 Ringgit Malaysia per ton. Apabila menemui katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga 3.600 – 34.00 per ton.
Baca juga: Lahan Perkebunan Sawit dengan Hak Guna Usaha (HGU) Tidak Masuk ke Dalam Kawasan Hutan
Untuk harga minyak kedelai pada pekan ini, Yoga menyebut berpotensi bergerak pada tren bullish. Indikator yang dipantau antara lain situasi cuaca kering yang masih melanda Argentina, produsen kedelai terbesar ketiga dunia, peningkatan permintaan di Tiongkok pasca liburan Imlek.
“Situasi di jalur Laut Hitam menjelang berlangsungnya embargo EU terhadap produk turunan minyak Rusia, dan situasi di pasar CPO. Untuk level resistance diperkirakan akan berada di kisaran harga US$ 65 - 66 per pounds, dan apabila menemui katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga US$ 63 - 62 per pounds,” tambah Yoga.
Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS