Rabu, 29 Maret 2023

Sukses Cuan 100 Kali Lipat, Ini Jejak Portofolio Robert Susilo Murid Lo Kheng Hong

Thresa Sandra Desfika
30 Jan 2023 | 20:00 WIB
BAGIKAN
Lo Kheng Hong. (Ist)
Lo Kheng Hong. (Ist)

JAKARTA, investor.id - Nama Robert Susilo tiba-tiba muncul ke permukaan setelah acara pencatatan perdana saham PT Penta Valent Tbk (PEVE) milik Hermanto Tanoko, taipan asal Surabaya.

Sebab, konglomerat itu menyebut-nyebut nama Robert Susilo dalam sambutannya di seremoni. Awalnya, Hermanto ingin menyapa Lo Kheng Hong, tapi kemudian 'merembet' ke Robert Susilo karena disebut salah satu murid Lo Kheng Hong.

“Hari ini (Lo Kheng Hong) hadir bersama teman dan murid-murid beliau yang hebat. Antara lain saya tadi bertemu dengan Robert Susilo, invest mulai dari Rp 1 miliar 11 tahun yang lalu, saat ini sudah berlipat 100 kali lipat. Luar biasa,” ungkap Hermanto Tanoko di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pekan lalu.

Siapa sebenarnya Robert Susilo? Informasi mengenai dirinya memang masih sedikit muncul ke publik. Namun, sahabat Lo Kheng Hong yang juga pelaku pasar modal, yakni Lukas Setia Atmadja pernah mewawancarainya pada 27 Maret 2021 secara online.

Video wawancara dapat disaksikan di kanal YouTube HungryStock dengan judul Cuan Multi Bagger Puluhan Miliar di Usia 29 Tahun - Robert Susilo Buka Rahasianya di Bagger Story. Saat ini usia Robert sekitar 30 tahunan.

Sukses Cuan 100 Kali Lipat, Ini Jejak Portofolio Robert Susilo Murid Lo Kheng Hong
Lukas Setia Atmaja (kiri) dan Robert Susilo (kanan). (Ist)

Dalam video itu juga dapat ditemui jejak portofolio Robert Susilo yang merupakan hasil tanya-tanya Lukas kepada Robert.

Robert mengawali kariernya sebagai investor di pasar saham Indonesia dengan modal Rp 1 miliar hasil jual apartemen yang diberikan orang tua. Dan baru kemudian modalnya itu ditambah.

Saham pertama yang dibeli Robert adalah saham PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) di Rp 680 pada 2011. Lalu dijual setahun kemudian di Rp 1.500 dan sukses mencetak satu bagger. Selepas itu, Robert membeli saham PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) di Rp 195 dan menjual di Rp 310. Ia hold saham ini sekitar 3 tahun.

Lantas, pria kelahiran Padang itu membeli saham PT Panin Financial Tbk pada 2015. “Dibelikan PNLF, hold 2 tahun tapi naiknya cuman dikit,” ungkapnya.

Kemudian, pengidola Peter Lynch itu mengalihkan investasinya ke saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) sekitar Agustus 2017 di harga Rp 2.800. Dan menjualnya saat INKP menyentuh Rp 19.100. Setelah melepas INKP, dia kembali ke PNLF. Dan per Maret 2021 masih menggenggam saham tersebut. Namun saat ini belum diketahui apakah dirinya masih menggenggam PNLF.

Jejak portofolio Robert Susilo itu tampak agak mirip 'suhunya' Lo Kheng Hong. Sebagaimana diketahui, Lo Kheng Hong memang pernah menjadi pemegang saham INKP dan juga PNLF. Bahkan karena INKP, Pak Lo – sapaan akrabnya – cuan besar.

“Awal 2017, saya membeli saham Indah Kiat di harga Rp 1.000 dan naik ke Rp 20.000. Saham Indah Kiat telah memperkaya saya, teman-teman saya yang mengikuti saya, dan investor-investor saham yang memilikinya,” kata Pak Lo dalam sebuah kesempatan.

Editor: Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 3 menit yang lalu

Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik

Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.
Market 33 menit yang lalu

Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.
National 1 jam yang lalu

Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset

Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
National 2 jam yang lalu

Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus

Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.
Market 2 jam yang lalu

Grup Bakrie (BNBR) Mau Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin

VKTR, anak usaha Bakrie & Brothers (BNBR), berencana membangun pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB).
Copyright © 2023 Investor.id