Jumat, 24 Maret 2023

Harita Nickel (NCKL) Roadshow IPO ke Sejumlah Negara, Investor Besar Terpincut

Jauhari Mahardhika
17 Mar 2023 | 23:04 WIB
BAGIKAN
Fasilitas pertambangan dan hilirisasi terpadu PT Trimegah Bangun Persada Tbk di Site Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. (Foto: Harita Nickel)
Fasilitas pertambangan dan hilirisasi terpadu PT Trimegah Bangun Persada Tbk di Site Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. (Foto: Harita Nickel)

JAKARTA, investor.id – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, entitas usaha Grup Harita di bidang pertambangan dan hilirisasi nikel, menggelar roadshow untuk menyukseskan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham perseroan.

Harita Nickel menawarkan saham perdana kepada berbagai investor asing di Asia, antara lain Singapura, Hong Kong, hingga Tiongkok. Kemudian, para investor di Eropa, di antaranya Inggris dan negara lainnya.

“Kami juga melakukan roadshow secara virtual kepada investor di Amerika Serikat (AS),” kata Direktur Keuangan Harita Nickel Suparsin Darmo Liwan, seperti dilansir Antara, Jumat (17/3/2023).

Advertisement

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Harita Nickel Roy Armand Arfandy mengungkapkan, minat dari investor besar cukup tinggi terhadap saham NCKL selama book building.

Harita Nickel (NCKL) Roadshow IPO ke Sejumlah Negara, Investor Besar Terpincut
Fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah (limonit) milik PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL). PT HPL adalah pionir dalam produksi produk antara, bauran nikel dan kobalt, Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sejak Juni 2021. (Foto: Harita Nickel)

“Indikasinya cukup bagus. Banyak investor besar yang merupakan long term investor dan strategic investor berminat masuk dalam IPO kami. Tapi, saya belum bisa sampaikan karena belum finalisasi,” ujar Roy.

Harita Nickel memperkirakan hanya akan melepas 12-13% saham melalui IPO. Potensi dana yang diraih sebesar US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun.

Jumlah tersebut di bawah target dari izin yang dikantongi perseroan. Seperti diketahui, dalam prospektus awal, emiten baru berkode NCKL ini berencana menawarkan maksimal 12,09 miliar saham atau setara 18%. Dengan harga IPO Rp 1.220 sampai dengan Rp 1.250, NCKL bisa meraup dana hingga Rp 15,1 triliun.

“Namun itu maksimal. Yang sudah kami alokasikan sesuai kebutuhan sebesar Rp 9,7 triliun atau US$ 650 juta. Kemungkinan yang kami tawarkan 12-13%, tidak sampai jumlah maksimal 12,09 miliar saham,” jelas Suparsin Darmo Liwan.

Penawaran awal (book building) saham NCKL dimulai pada 15 Maret hingga 24 Maret 2023 dan pencatatan BEI pada 12 April 2023.

NCKL menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Sedangkan PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.

Harita Nickel (NCKL) Roadshow IPO ke Sejumlah Negara, Investor Besar Terpincut
Karyawan PT Trimegah Bangun Persada Tbk di Site Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. (Foto: Harita Nickel)

NCKL akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal yang meliputi pembangunan pabrik pengolahan nikel, serta untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman, serta tambahan modal kerja perseroan.

NCKL merupakan perusahaan dengan kemampuan hulu dan hilir dalam industri nikel selama lebih dari 10 tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Entitas dari konglomerasi usaha milik Lim Hariyanto Wijaya Sarwono ini mencatatkan laba periode berjalan yang melesat 207,95% menjadi Rp 4,3 triliun per 30 November 2022 dibandingkan per November 2021 sebesar Rp 1,39 triliun. Laba per saham juga naik dari Rp 23,16 menjadi Rp 78,63.

Tahun ini, NCKL menargetkan pendapatannya bisa melompat tinggi hingga 100%. “Kalau kami menggambarkan dengan angka, minimal peningkatan pendapatan itu dua kali lipat sudah pasti dibandingkan tahun 2022, tapi semua itu tergantung dengan harga nikel di pasar, karena harga sangat volatil,” tutur Suparsin.

Selain itu, perseroan menargetkan volume produksi feronikel meningkat empat kali lipat pada tahun 2023, usai perseroan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 16 menit yang lalu

Boy Thohir Mundur, Merdeka Copper (MDKA) Ambil Langkah Ini

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
International 23 menit yang lalu

Regulator Swiss Pertahankan Obligasi Kontroversial Credit Suisse US$ 17 Miliar

Regulator Swiss FINMA mempertahankan keputusannya agar Credit Suisse menghapuskan obligasi AT1 sebagai syarat penjualan darurat CS ke UBS.
Market 27 menit yang lalu

Pasar Kripto Reli, Bitcoin Butuh Katalis Baru

Pasar kripto reli, Bitcoin membutuhkan katalis baru agar bisa menembus level US$ 30 ribu.  
Market 48 menit yang lalu

STA Resources (STAA) Cetak Penjualan Rp 6 Triliun, Wilmar Pembeli Terbesar

Sumber Tani Agung Resources (STAA) atau STA Resources membukukan penjualan Rp 6 triliun, Wilmar menjadi pembeli terbesar.
Market 1 jam yang lalu

Pilarmas: IHSG Melemah Terbatas, Cuan Bakal Bertebaran pada Lima Saham Ini

Pilarmas mengatakan, berdasarkan analisa teknikal, melihat IHSG hari ini berpotensi melemah terbatas. Cuan bakal bertebaran pada lima saham
Copyright © 2023 Investor.id