Sabtu, 1 April 2023

Nilai IPO Harita Nickel Kemungkinan di Bawah Prospektus

Yunia Rusmalina
17 Mar 2023 | 23:11 WIB
BAGIKAN
Fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah (limonit) milik PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL). PT HPL adalah pionir dalam produksi produk antara, bauran nikel dan kobalt, Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sejak Juni 2021. (Foto: Harita Nickel)
Fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah (limonit) milik PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL). PT HPL adalah pionir dalam produksi produk antara, bauran nikel dan kobalt, Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sejak Juni 2021. (Foto: Harita Nickel)

JAKARTA, Investor.id – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (TBP/NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel, berencana menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia. Nilai IPO Harita Nickel kemungkinan hanya Rp 9,7 triliun atau di bawah prospektus awal berkisar Rp 14,5-15,1 triliun.

Sebab, Harita Nickel hanya akan melepas 12-13% saham melalui IPO, di bawah target izin yang dikantongi perseroan. Seperti diketahui, dalam prospektus awal, perseroan ini berencana menawarkan maksimal 12,09 miliar saham atau setara 18%. Dengan harga IPO Rp 1.220-1.250, perseroan bisa meraup dana Rp 14,7-15,1 triliun.

“Namun itu maksimal. Yang sudah kami alokasikan sesuai kebutuhan sebesar Rp 9,7 triliun atau US$ 650 juta. Kemungkinan yang kami tawarkan hanya 12-13% saham, tidak sampai jumlah maksimal 12,09 miliar saham,” jelas Suparsin Darmo Liwan, direktur keuangan Harita Nickel, di Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Advertisement

Penawaran awal atau book building IPO perusahaan ini dimulai pada 15-24 Maret 2023. Rencananya, saham NCKL dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023.

Presiden Direktur Harita Nickel Roy A. Arfandy menjelaskan, perseroan berharap dapat meraup dana segar sekitar Rp 9,7 triliun dari IPO untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman, serta tambahan modal kerja.

“TBP juga akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,5% atau 60,5 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan perseroan (employee stock allocation, ESA) di mana harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran," kata Roy.

Sebagai informasi, TBP menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Adapun untuk penjamin emisi efek ditunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia.

Selain itu, TBP akan membagikan dividen kepada pemegang saham minimum 30% dari laba bersih, tergantung pada arus kas dan rencana investasi perseroan, hukum dan peraturan Indonesia, serta persyaratan lainnya. “Perseroan telah membagikan dividen sejak tahun 2012 dan direncanakan melakukan pembagian dividen menggunakan tahun buku 2022 yang akan dibagikan pada tahun 2023,” ujar Roy.

TBP merupakan perusahaan dengan kemampuan hulu dan hilir yang mumpuni dalam industri nikel. Ini terlihat pada kegiatan operasional yang baik, profesional dan mengedepankan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan selama lebih dari 10 tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Perseroan juga optimistis dengan bisnis pengolahan nikel ke depan.

 “Fokus TBP adalah menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dari hulu hingga hilir,” tambah Roy.

Sektor hulu berupa penambangan bijih nikel yang menghasilkan saprolit dan limonit. Sementara itu, hilirnya berupa peleburan dan pemurnian bijih nikel yang menghasilkan feronikel sebagai bahan baku utama pembuatan baja nirkarat (stainless steel) dan MHP (mixed hydroxide precipitate) dengan produk turunan nikel sulfat dan kobalt sulfat yang merupakan bahan baku utama pembuatan prekursor baterai kendaraan listrik.

Editor: Harso Kurniawan (harso@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


National 2 jam yang lalu

Apa yang Membuat Rafael Alun Menangis? Simak!

Rafael Alun Trisambodo menangis saat diwawancara Fristian Griec dalam acara Obrolan Malam Fristian di BTV, Jumat (31/3/2023).
Market 3 jam yang lalu

BSI (BRIS) dan GOTO Jadi Saham Big Cap yang Kasih Cuan Gede

Beberapa saham big cap memberikan cuan besar sepanjang kuartal I-2023, antara lain saham BSI (BRIS) dan GOTO.
National 4 jam yang lalu

Karier Hancur Gara-gara Anak, Apa Kata Rafael Alun?

Rafael Alun Trisambodo mengaku kariernya hancur gegara tindak kekerasan yang dilakukan anaknya, Mario Dandy Satriyo.
National 4 jam yang lalu

Jadi Tersangka Gratifikasi, Rafael Alun Jelaskan Sumber Hartanya

Rafael Alun Trisambodo menjelaskan sumber harta kekayaannya yang dinilai tidak wajar.
National 4 jam yang lalu

Rafael Alun Blak-blakan soal Sumber Uang Miliaran Rupiah di SDB

Rafael Alun Trisambodo mengungkapkan sumber uang yang jumlahnya miliar rupiah di safe deposit box atau SDB.
Copyright © 2023 Investor.id