Selasa, 28 Maret 2023

Gambaran Pergerakan Aset Kripto setelah Krisis Silvergate

Harso Kurniawan
18 Mar 2023 | 07:00 WIB
BAGIKAN
Ilustrasi aset kripto. (ist)
Ilustrasi aset kripto. (ist)

JAKARTA, Investor.id – Silvergate Capital, salah satu bank terbesar dalam industri kripto mengumumkan sedang dalam proses menghentikan operasi dan likuidasi. Saham perusahaan tersebut turun 36% lebih pada pascaperdagangan bursa.

Namun, gambaran industri kripto ternyata tidak seburuk yang diharapkan. Sebaliknya, harga kripto malah mampu bangkit cepat.

Terpantau, harga Ethereum sempat terperosok menjadi US$ 1.384 pada Jumat malam (10/3/2023) dan harga bitcoin anjlok ke level US$ 19.623 per koin pada Sabtu (11/3/2023). Harga kripto Ethereum ini kemudian berangsur pulih menjadi US$ 1.629 pada Senin (13/3). Dilansir dari laman Upbit hasil pengamatan pada Selasa (14/3/2023), harga BTC naik dan diperkirakan menembus US$ 25 ribu.

Putra Nugraha, presiden direktur Upbit Indonesia, menjelaskan, pasar kripto kembali menghijau, karena dampak bangkrutnya Silvergate Bank membuat masyarakat lebih mempercayai pasar kripto.

Advertisement

Pemerintah AS melalui Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Ketua Dewan bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell, dan Ketua Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) Martin Gruenberg mengumumkan pernyataan bersama bahwa semua deposan Silicon Valley Bank dan Signature Bank akan dapat kembali menarik dana mereka.

“Meskipun industri kripto masih dibayang-bayangi ketidakpastian imbas kolapsnya bank kripto seperti Silvergate dan Signature Bank, ditambah dengan inflasi dan suku bunga The Fed yang masih tinggi, nyatanya pasar kripto kembali menghijau, dikarenakan masyarakat mempercayai pasar kripto di tengah situasi krisis SVB seperti saat ini,” ungkap Putra Nugraha dalam keterangan resmi, Jumat (17/3/2023).

Dia menilai, kenaikan harga yang terjadi pada aset kripto tentunya perlu disikapi secara bijaksana oleh masyarakat Indonesia yang berinvestasi di kripto. Investor disarankan tetap melakukan riset terlebih dahulu sebelum melakukan jual beli agar dapat mengetahui koin dan waktu yang tepat untuk membeli.

“Walaupun sejauh ini pasar Indonesia tidak terdampak secara langsung, diimbau agar pengguna tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil langkah. Tetap harap diingat bahwa aset digital adalah aset dengan fluktuasi dengan harga yang sangat tinggi,” tutup Putra.

Diketahui, Silvergate adalah salah satu dari dua bank utama untuk perusahaan kripto, bersama dengan Signature Bank yang berbasis di New York. Silvergate memiliki aset sedikit, yakni US$ 11 miliar, dibandingkan Signature sebesar US$ 114 miliar lebih. FTX, fasilitator perdagangan kripto yang baru-baru ini bangkrut adalah pelanggan utama Silvergate.

Tidak hanya itu, Silicon Valley Bank (SVB) yang memiliki banyak startup kripto serta perusahaan modal ventura sebagai nasabah utama juga kolaps setelah 48 jam bank tersebut bangkrut dan mengalami krisis modal. Salah satu faktor kebangkrutan adalah kenaikan suku bunga agresif The Fed selama setahun terakhir.

Menyusul kolapsnya SVB dan Silvergate Capital, Signature Bank, bank terbesar di industri kripto, dinyatakan diambil alih regulator negara bagian Amerika Serikar (AS), Minggu (12/3/2023). Berdasarkan laporan Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengambil alih Signature Bank yang memiliki aset US$ 110,36 miliar dan deposito US$ 88,59 miliar pada akhir tahun lalu.

Editor: Harso Kurniawan (harso@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Macroeconomy 38 menit yang lalu

Ekonomi Lima Negara ASEAN Berpotensi Tumbuh 4,7% pada 2023

Pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand berpotensi capai 4,7% pada 2023.
Business 2 jam yang lalu

Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim

Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATM
Market 2 jam yang lalu

MBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.
Market 3 jam yang lalu

Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%

Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.
Business 3 jam yang lalu

Genesys Luncurkan Satelit untuk Melayani Jakarta, Hong Kong, dan Paris

Peluncuran satelit tersebut dapat membantu berbagai bisnis, terutama industri asuransi, perbankan, dan pemerintahan.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id