Rabu, 31 Mei 2023

Ekspansi Emiten

Investor Daily
28 Feb 2023 | 12:00 WIB
BAGIKAN
Ilustrasi
Ilustrasi

Prediksi sejumlah kalangan bahwa 2023 bakal kembali menjadi tahun yang mengerikan (annus horribilis) ternyata tak menyurutkan hasrat korporasi untuk berekspansi. Hal itu tercermin pada belanja modal (capital expenditure/capex) yang digelontorkan para emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Para emiten, terutama emiten berkapitalisasi besar (big caps), justru melipatgandakan capex, alih-alih mengeremnya.  

Emiten big caps yang menggenjot capex tahun ini antara lain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Capex mereka naik 25% hingga 100%.

Prediksi bahwa 2023 bakal kembali menjadi tahun yang mengerikan mungkin terlalu berlebihan. Namun, bukan berarti kekhawatiran itu tidak beralasan. Perang Rusia-Ukraina yang berlarut-larut, krisis pangan dan energi yang berkepanjangan, lonjakan suku bunga, rantai pasok yang masih bermasalah, dan Covid-19 yang belum benar-benar sirna dari muka bumi,  bisa menyeret perekonomian global ke palung resesi.  

Krisis  pangan dan energi  serta kondisi ekonomi dunia yang tak menentu telah  memaksa negara-negara maju, khususnya  Eropa dan AS, berjibaku melawan hiperinflasi. Inflasi di negara-negara Eropa sempat  mencapai 10,6% (yoy) pada Oktober 2022 yang merupakan inflasi tertinggi sepanjang sejarah di kawasan itu. Pada saat bersamaan, negara-negara Uni Eropa terbebani pertumbuhan ekonomi yang rendah.

Negeri Paman Sam  juga sedang berjuang untuk keluar dari impitan hiperinflasi. Inflasi AS mencapai puncaknya pada Juni 2022 sebesar 9,1% (yoy), tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Meski terus melandai, inflasi di AS masih tinggi di level 6,4% pada Januari 2023. Tersandera inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I dan II-2022 masing-masing minus 1,6% dan minus 0,6% secara kuartalan, sebelum kembali tumbuh positif 2,9% dan 2,7% pada kuartal III dan kuartal IV-2022.

Karena terus terbebani inflasi tinggi, AS sempat dispekulasikan bakal terseret ke dalam jurang resesi. Apalagi untuk meredam inflasi, The Fed secara agresif terus menaikkan suku bunga acuannya. Sejak tahun lalu The Fed sudah delapan kali menaikkan Fed funds rate (FFR) ke level 4,75%. The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan hingga tiga kali tahun ini untuk menjinakkan inflasi. Rencana kebijakan The Fed membuat pasar finansial terus bergejolak.

Keputusan para emiten untuk membuka lebar-lebar keran capex-nya tahun ini menunjukkan bahwa dunia usaha percaya ekonomi Indonesia tahan banting (resilient) kendati perekonomian global sedang terombang-ambing dalam ketidakpastian, bahkan berisiko terjemurus ke dalam jurang resesi. Risiko stagflasi dan resesi global tak mengganggu proyeksi para pengusaha. Mereka optimistis ekonomi segera pulih. Jika ekonomi pulih, korporasi bakal menangguk laba.

Optimisme dunia usaha bisa dipahami. Indonesia adalah satu dari sedikit negara yang tahun lalu lolos dari cengkeraman stagflasi (inflasi tinggi di tengah pertumbuhan ekonomi yang lambat, bahkan minus). Sempat dihantui bayang-bayang inflasi tinggi yang mencapai 5,51% pada 2022 (year on year/yoy) atau di atas target 3% plus-minus 1%,  Indonesia tahun lalu bisa mengenyam pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31%.

Memasuki 2023, laju inflasi di dalam negeri terus melandai. Pada Januari tahun ini, inflasi mencapai 5,28% (yoy). Keberhasilan ini menjadi bekal bagi Indonesia untuk menatap tahun 2023 yang masih dicekam ketidakpastian, dengan penuh optimistis. Dengan inflasi yang rendah, daya beli masyarakat akan terjaga. Bila daya beli terjaga, konsumsi  domestik naik, ekonomi bertumbuh, angka kemiskinan dan pengangguran bisa ditekan.

Keputusan para emiten untuk tetap berekspansi di tengah ketidakpastian ekonomi global sungguh melegakan. Jika perusahaan tetap ekspansif, ekonomi akan tumbuh lebih akseleratif. Perekonomian dan korporasi adalah dua sisi cermin yang saling berhadapan. Perusahaan-perusahaan hanya akan berekspansi jika mereka yakin terhadap kondisi dan prospek perekonomian saat ini dan pada masa mendatang.

Ekspansi para emiten berjalan beriringan dengan tingginya realisasi penanaman modal atau investasi langsung (direct investment). Realisasi penanaman modal pada 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp 654,4 triliun atau 54,2% di antaranya merupakan penanaman modal asing (PMA) yang naik 44,2% dibanding tahun sebelumnya (yoy). Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 552, 8 triliun (45,8%), meningkat 23,6% dibandingkan 2021.

Lebih dari itu, ekspansi para emiten adalah salah satu ejawantah tingginya kepercayaan korporasi terhadap program pemulihan ekonomi yang dijalankan otoritas. Dunia usaha  percaya bahwa pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) bakal mampu memitigasi risiko krisis. Dengan begitu pula, target pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini  sebesar 5,3% bakal tercapai.

Pada akhirnya tentu kita berharap rasa percaya diri para emiten akan ditransmisikan ke dalam kinerja bisnis mereka. Dengan demikian, laba para emiten naik dan harga sahamnya terdongkrak, sehingga para investor di lantai bursa ikut bersuka cita.**

Editor: Abdul Aziz (abdul_aziz@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 2 jam yang lalu

SRC Tambahkan Fitur Inovatif di Aplikasi Ayo

SRC meluncurkan wajah baru aplikasi digital Ayo dengan penambahan sejumlah fitur inovatif terbaru.
Business 2 jam yang lalu

Aruna Buka Lapangan Pekerjaan bagi 5.000 Masyarakat Pesisir

Aruna telah berkembang pesat dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 5.000 orang di sekitar wilayah pesisir pantai.
Finance 4 jam yang lalu

Cetak Pendapatan US$ 20,4 M, Business Network International Lansir Chapter Magnify

Khusus di Indonesia BNI telah membuka 7 chapter dan akan menjadi 10 chapter dalam waktu dekat.
Market 4 jam yang lalu

PGAS Jadi Saham Recommended, setelah Kabar Ini Keluar

PGAS menjadi saham recommeded begitu kabar pengumuman dividen kakap tahun buku 2022 keluar.
Lifestyle 4 jam yang lalu

Formula E Kembali Digelar, DHL Jadi Mitra Logistik Resmi

Menggunakan bahan bakar bio untuk semua angkutan darat dan laut, DHL memindahkan sekitar 415-ton kargo penting di setiap balapan.
Copyright © 2023 Investor.id