Senin, 20 Maret 2023

Tepat, BI Tahan Bunga

Investor Daily
17 Mar 2023 | 11:30 WIB
BAGIKAN
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Maret 2023 pada Kamis (16/03/2023).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Maret 2023 pada Kamis (16/03/2023).

Bank Indonesia mempertahankan kembali suku bunga acuan untuk kedua kalinya tahun ini. Keputusan itu untuk memastikan berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan laju inflasi ke depan.

BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) yang dipertahankan 5,75% dalam rapat Dewan Gubernur BI, kemarin, dikalkulasi bisa mengarahkan inflasi inti ke kisaran 3,0±1% pada semester I. Sedangkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) diperkirakan kembali ke sasaran 3,0±1% semester II-2023.

Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah juga terus diperkuat guna mengendalikan imported inflation (inflasi barang impor), plus memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar rupiah. Ini termasuk dampak rambatan penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat terhadap pasar keuangan domestik dan nilai tukar rupiah.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan inflasi IHK di Tanah Air pada Februari 2023 yang tercatat sebesar 5,47% year on year (yoy) masih terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian, meski sedikit meningkat dibanding bulan sebelumnya 5,28%. Tekanan inflasi ini lantaran naiknya inflasi volatile food ke 7,62%.

Keputusan BI tersebut tentunya patut diapresiasi, mengingat bank sentral RI tidak semata melihat gerak global, termasuk langkah The Fed yang agresif menaikkan suku bunga fed funds rate (FFR) Amerika Serikat. Kebijakan ini mendukung terkendalinya inflasi dalam 3 bulan pertama di Tanah Air, yang diperkuat kerja sama dengan pemerintah dan mitra strategis dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Berbicara ekspektasi terhadap inflasi, tentunya arahnya terutama pada ekspektasi selama momentum Ramadan dan Idul Fitri. Kita berharap inflasi tidak melonjak selama puncak konsumsi nasional ini, sehingga selamat hingga akhir tahun.

Masyarakat tidak perlu memborong makanan berlebihan selama Puasa dan Hari Raya Lebaran. Kita tidak perlu panic buying, yang mendorong lonjakan inflasi tinggi dan banyak makanan menjadi terbuang (waste). Apalagi, kita juga disarankan menghindari makan berlebihan saat berbuka puasa, karena menyebabkan masalah kesehatan.

The Economics Intelligence Unit mencatat, Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah makanan terbesar di dunia. RI merupakan penghasil food loss and waste (FLW) terbesar kedua pada 2021, setelah Arab Saudi. Sedangkan peringkat ketiga adalah Amerika Serikat. Tumpukan sampah tersebut berarti masalah sosial, perekonomian, hingga memperparah krisis perubahan iklim.

Dalam keranjang IHK, kelompok volatile food dan administered prices dominan dalam inflasi yang dipengaruhi oleh faktor penawaran dan kejutan (shocks), yang mencakup kurang lebih 40% dari bobot IHK. Mengingat saat ini harga minyak bumi sudah turun dari puncak lonjakan tahun lalu, maka administered prices terutama harga BBM bersubsidi tidak menjadi ancaman, sehingga tinggal menjaga agar harga pangan tidak bergejolak. Apalagi, karakteristik inflasi Indonesia cukup rentan terhadap shocks dari sisi penawaran.

Dengan inflasi dapat dijaga pada tingkat yang rendah dan stabil sesuai sasaran yang ditetapkan BI, maka BI7DRR tidak perlu dinaikkan seagresif langkah The Fed. Hal ini bisa membantu perbankan tidak menaikkan lagi bunga kredit, sharing the pain, ikut menanggung beban pengusaha yang banyak sedang susah. Sejumlah sektor padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki misalnya, utilitas pabriknya sudah anjlok di bawah 50% dan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Selain lantaran anjloknya order ekspor, mereka dihantam banjir impor ilegal barang bekas.

Ditahannya suku bunga acuan ini sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang akomodatif oleh BI, guna mendukung ketersediaan dana perbankan untuk penyaluran kredit bagi dunia usaha dan mendukung pemulihan ekonomi. Pada 2022, ekonomi Indonesia tumbuh positif 5,31%, ditopang lonjakan harga komoditas yang menjadi andalan ekspor seperti batu bara, minyak sawit, hingga nikel.

BI menilai suku bunga kredit Februari 2023 tetap kondusif untuk mendukung permintaan kredit yakni 9,34%, meski bunga deposito 1 bulan meningkat 15 bps dibanding dengan Desember 2022 menjadi 4,12%. Pertumbuhan kredit perbankan masih naik menjadi 10,64% (yoy), dibanding 10,53% (yoy) pada Januari lalu.

BI juga berjanji terus mendorong perbankan untuk meningkatkan intermediasi guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Pemulihan ini hanya akan terjadi jika daya beli masyarakat bisa dijaga tidak tergerus inflasi tinggi, mengingat konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang utama produk domestik bruto dan lonjakan harga komoditas sudah surut. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa bias ke atas dari kisaran 4,5-5,3% sebagaimana diprediksi BI.

Editor: Ester Nuky (esther@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkini


Business 21 menit yang lalu

Dana Kompensasi Batu Bara Terganjal PPN

dana kompensasi ini dinikmati oleh pengusaha batu bara yang memenuhi alokasi batu bara dalam negeri
Finance 23 menit yang lalu

OVO Hadirkan Metode Pembayaran QRIS CPM di 18.000 Toko Alfamart

Hadirnya QRIS CPM OVO akan mempercepat adopsi pembayaran digital dan mendorong inklusi keuangan di Tanah Air.
Lifestyle 55 menit yang lalu

Ini Solusi Atasi Kerutan di Sekitar Mata

Kerutan di bagian mata tidak hanya dialami oleh mereka yang sudah menua, orang muda pun bisa mengalaminya
Business 2 jam yang lalu

Melibatkan Konsumen Siber Melalui Pengalaman yang Dibuat Personal

berinvestasi dalam teknologi telah menjadi cara yang tepat untuk menjembatani kesenjangan dengan pelanggan
National 2 jam yang lalu

Jasa Raharja Harap Aturan Hapus Data Registrasi Kendaraan Tak Taat Pajak Berlaku Tahun Ini

Penghapusan data registrasi kendaraan bermotor bagi penunggak pajak menjadi salah satu fokus utama Jasa Raharja.
Copyright © 2023 Investor.id