

Riyadno dan istri memperlihatkan hasil panen sayuran di lahan tidur yang digarap petani binaannya
Riyadno, Socialpreneur Pencetak Lahan Tidur Menjadi Cuan
Mardiana Makmun (mardiana@investor.co.id)
JAKARTA, Investor.id – Riyadno, seorang socialpreneur asal Tangerang, sukses mencetak ratusan petani milenial di sejumlah daerah. Lewat Smart Farm Academy yang difasilitasinya, Riyadno membantu menyulap lahan tidur menjadi cuan.
“Lewat program Smart Farm Academy di bawah Yayasan Bina Karakter Bangsa, saya mencari patriot-patriot dari anak-anak muda milenial dari kalangan mustahik (miskin) untuk dibina menjadi pionir petani di desanya,” cerita Riyadno kepada host Mardiana Makmun dalam bincang-bincang santai bertema ‘Tips Riyadno menyulap Lahan Tidur Menjadi Cuan’ yang digelar Asah Kebaikan di Instagram Live @asahkebaikan, Kamis (19/2/2021).
Ada banyak pembinaan yang dilakukan Riyadno di Smart Farm Academy. “Selain dilatih keterampilan teknik bertani, berkebun, atau beternak, dan mengolah hasil pertanian, patriot-patriot ini juga dilatih bagaimana mendapatkan lahan tidur, leadership, marketing, hingga spiritual. Pokoknya selama tiga bulan mereka belajar agribisnis lah,” jelas sarjana ekonomi manajemen dari Universitas Muhammadiah Yogyakarta (UMY).
Setelah lulus tantangan dalam pembinaan, para patriot desa ini dilepas untuk menjadi petani. “Patriot ini setelah lulus challenge, selanjutnya kami kasih modal stimulus, hibah, untuk menanam sayur atau buah. Namun tidak semua modal bisa digunakan. Misal modal Rp4 juta, nah yang Rp1 juta harus dimasukan sebagai dana simpanan di koperasi yang dibentuk di desa patriot tersebut bersama petani lainnya,” jelas lelaki kelahiran Purworejo tahun 1979.
Riyadno berharap, program ini dapat membangkitkan pemuda milenial yang ‘tidur’ sekaligus menyulap lahan tidur menjadi cuan (uang). “Ada banyak sekali lahan tidur, baik punya individu, instansi pemerintah atau swasta. Misalnya saat ini saja, ada patriot yang berhasil menggarap lahan tidur milik Bapeda Kabupatan Tangerang seluas 9 ha,” papar Riyadno yang juga mendirikan SMP dan SMA Sirojul Athfal untuk anak-anak dhuafa di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.
Namun, kata Riyadno, tak semua patriot yang lulus ini harus menjadi petani. “Agribisnis ini kan tidak semua harus jadi petani. Bisa juga jadi marketing produk tani, mengolah produk tani. Selain itu juga bisa mengembangkan agrowisata, seperti yang dilakukan patriot di Brojonegoro kini tengah mengembangkan agrowisata dari kebun pisang kiranamas dan olahan kopi,” ungkap Riyadno yang berhasil mengantarkan Binaan Kelompok Tani Ranca Labuh menjadi Pemenang Danamon Sosial Entrepreneur Award 2014.
Memang, menjadi petani tak semudah membalikkan telapak tangan. Riyadno pun memberikan tips agar sukses, terlebih di kala rasa jenuh dan putus asa karena gagal, mendera.
“Kuncinya supaya tidak putus di tengah jalan, menjadi petani selain memiliki keterampilan dan pengetahuan, juga harus bergabung dalam komunitas tani untuk bisa saling sharing, tingkatkan juga spiritual, ini berarti bukan semata rajin solat saja tetapi juga harus berbagi dengan makhluk Allah lainnya termasuk hama tanaman. Jadi kalau tanaman pokoknya kacang panjang, tanam juga lah tanaman lain untuk hama belalang sehingga keseimbangan ekosistem berjalan dan belalang tidak terlalu mengganggu tanaman utama. Selain itu, jangan lupa untuk selalu sedekah dan zakat,” tips Riyadno.
Bermula dari singkong
Sarjana ekonomi ini mengawali kiprahnya sebagai social entrepreneur (socialpreneuer) dengan bekerja di bagian keuangan di sebuah pabrik galvanis. Tak puas, pada 2007 Riyadno kemudian keluar dari perusahaan dan menjadi pedagang singkong. Dari sini dia melihat betapa petani di sekitar Kabupaten Tangerang banyak hidup miskin. Mirisnya, anak-anak mudanya pun tak tertarik menjadi petani.
“Tahun 2008 saya mulai membina petani dengan menjadi fasilitator. Saya juga membina UKM konveksi, membina ternak lele, ya pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Tangerang,” ujar ayah dari tiga anak yang
Dari mana Riyadno mendapatkan dana untuk pembinaan itu? “Di awal dana didapat dari para relawan sejak 2011-2018 lewat Yayasan Bina Karakter Bangsa. Namun sejak 2019, ada donasi dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI),” ungkap Riyadno senang.
Total saat ini sudah Riyadno sudah membina sekitar 200 petani atau patriot dari 200 desa. “Target saya selama 10 tahun, saya bisa membina 74 ribu pemuda patriot sesuai banyaknya jumlah desa di Indonesia,” tandas Riyadno.
Editor : Mardiana Makmun (nana_makmun@yahoo.com)
Sumber : Investor Daily