JAKARTA, Investor.id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI kini bisa melayani pembayaran iuran BPJS Kesehatan melalui autodebet. Kerja sama ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat Aceh dalam membayar iuran BPJS Kesehatan.
Dengan adanya kerja sama ini, BSI sudah masuk daftar bank yang ada dalam fitur autodebet di BPJS Kesehatan. Langkah tersebut membantu nasabah untuk memudahkan pembayaran iuran BPJS Kesehatan, terutama untuk masyarakat Aceh yang kini sudah menerapkan Peraturan Daerah (Perda) Qanun. Sehingga hanya lembaga keuangan syariah yang bisa mengakomodir transaksi perbankan di Provinsi Aceh.
Baca juga: Tentang Saham Dwiwarna, BSI (BRIS) Serahkan ke Pemegang Saham
“Dengan penandatanganan perjanjian kerja sama ini, BSI menjadi satu-satunya bank syariah mitra BPJS Kesehatan yang dapat mengakomodir pembayaran iuran BPJS Kesehatan dengan autodebet,” tutur Direktur Retail Banking BSI Kokok Alun Akbar dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5).
Selain fitur autodebet, ada beberapa kerja sama juga yang dilakukan oleh BSI dan BPJS Kesehatan, antara lain payroll pegawai, pembiayaan Supply Chain Financing (SCF) ) kepada rumah sakit, pembayaran iuran BPJS melalui BSI Net dan BSI Mobile, pembiayaan Supply Infrastructure Financing (SIF) kepada kurang lebih 5.000 Klinik Swasta Pratama di seluruh Indonesia, pembiayaan mitraguna dari pegawai yang ber-payroll di BSI, dan pembayaran uang pensiun pegawai BPJS Kesehatan.
Sinergi yang dilakukan BSI dengan BPJS Kesehatan menjadi strategi yang terus diperluas ke depannya untuk mendukung kinerja perseroan. Adapun, BSI pada kuartal I-2022 menorehkan capaian positif dengan membukukan laba bersih mencapai Rp 987,68 miliar atau naik 33,18% secara year on year (yoy).
Melalui perolehan tersebut, BSI semakin siap berlari dan optimistis meraih pertumbuhan berkelanjutan di masa datang. Raihan impresif itu sejalan dengan konsistensi BSI dalam membangun pondasi, tranformasi digital dan pengembangan ekosistem halal di Indonesia.
Adapun pada kuartal I-2022, BSI mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 177,51 triliun atau tumbuh 11,59% (yoy), dengan komposisi pembiayaan konsumer yang tumbuh 20,73%, pembiayaan mikro tumbuh 22,42% dan gadai emas tumbuh 8,96%. Capaian tersebut didukung pula pembiayaan sehat dengan rasio non performing financing (NPF) net sebesar 0,90%.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait