Rabu, 31 Mei 2023

Bank Neo Commerce (BBYB) Yakin Untung Tahun Depan

Prisma Ardianto
18 Nov 2022 | 21:52 WIB
BAGIKAN
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). (Ilustrasi/Ist)
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). (Ilustrasi/Ist)

JAKARTA, investor.id - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC optimistis akan lebih menguntungkan atau profitable pada tahun 2023. Aspirasi itu diupayakan bank dengan memacu kinerja kredit, mengefisienkan biaya operasional, menjaga biaya dana dan biaya kredit, serta mempertahankan posisi rasio margin bunga.

Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan menyampaikan, performa perusahaan sampai kuartal III-2022 sudah dalam jalur yang sesuai. Secara umum, jumlah nasabah terus bertambah dan kinerja keuangan bergerak ke arah positif.

"BNC sudah sudah membukukan laba usaha sebesar Rp 11 miliar dan laba bersih Rp 10 miliar pada kuartal III-2022 saja. Kita akan menjaga momentum itu untuk terus menerus. Jadi kami cukup optimis 2023 BNC akan menjadi tahun yang profitable, dengan menjaga biaya operasional dan rasio net interest margin (NIM)," kata Tjandra pada public expose tahunan BNC 2022 di Jakarta, Jumat (18/11/2022).

Advertisement

Bank digital dengan kode saham BBYB ini sejatinya masih membukukan rugi bersih sampai dengan kuartal III-2022 senilai Rp 601,17 miliar. Nilai itu meningkat dari perolehan periode sama tahun 2021 sebesar Rp 264,74 miliar.

Hal ini salah satunya dipengaruhi jumlah beban operasional hingga kuartal III-2022 mencapai Rp 1,89 triliun. Nilai ini meningkat lebih dari tiga kali lipat atau 261,19% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 525,34 miliar.

Menurut Tjandra, peningkatan signifikan khususnya pada beban operasional dipengaruhi pelayanan kepada sekitar 20 juta nasabah, meningkat dua kali lipat dari dari periode sama sebelumnya. Dalam setahun belakangan, BNC masih memberlakukan program free transfer tanpa batas, yang kini kini mulai dibatasi sebanyak 25 kali transaksi per pengguna.

"Dikaji lebih jauh lagi, anggap BNC tetap 10 juta user, saya yakin akan ada penurunan biaya operasional. Kenapa? Di tahun 2022 BNC sudah mulai dengan BI Fast, di mana ketika menggratiskan biaya transfer dan sekarang sudah dibatasi 25 kali, nantinya otomatis biaya operasional kami bisa turun," kata dia.

Sementara itu, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tumbuh 387,58% year on year (yoy) menjadi Rp 989,27 miliar. Sedangkan pendapatan operasional melesat 441,01% (yoy) menjadi Rp 312,27 miliar.

Pendapatan operasional ini disokong pos fee ATM yang meningkat 390,16% (yoy) menjadi 220,34 miliar. fee based income (FBI) diyakini masih akan tumbuh baik di masa mendatang dengan dibatasinya program free transfer dan keterlibatan BNC pada BI Fast.

NIM BNC terus meningkat sejak akhir tahun 2021 sebesar 5,2% menjadi 12,7% pada kuartal III-2022. Dalam hal ini, Tjandra mengatakan, pihaknya sudah berhitung sehingga meyakini NIM bisa dipertahankan dalam rentang yang tidak jauh berbeda meski BI7DRR kembali naik 50 basis points (bps) menjadi 5,25%.

"Kami sudah berhitung, tidak serta merta suku bunga acuan naik, lalu kita naikkan suku bunga kredit. Untuk DPK, belum ada kebutuhan untuk menaikkan bunganya, suku bunga DPK kita sudah cukup kompetitif," jelas Tjandra.

Direktur Bisnis BNC Aditya Wahyu Windarwo menegaskan, kenaikan suku bunga acuan bank sentral ini sudah sesuai dengan ekspektasi. Mungkin penyesuaian suku bunga pendanaan dan kredit akan mengikuti dalam beberapa waktu ke depan dan akan menggerus NIM.

"Itu memang harus dilakukan semua bank, termasuk kita yang melakukan efisiensi biaya operasional. Tapi BNC sebagai bank digital efisiensi tidak serumit bank konvensional, sehingga kami bisa lebih mampu untuk menekan biaya," jelas dia.

Aditya bilang, transmisi suku bunga acuan ke bunga kredit BNC diperkirakan paling cepat terjadi pada kuartal I-2023. Alhasil, biaya dana (cost of fund/CoF) dan biaya kredit (cost of credit/CoF) juga akan mengikuti seiring dengan ekspansi kredit perusahaan ke depan.

Selain itu, perusahaan turut mengupayakan kualitas kredit (non performing loan/NPL) tetap dalam kisaran yang konservatif sebesar 2% sampai dengan akhir tahun ini. Adapun per September 2022 NPL Net sebesar 1,7% dan NPL Gross di level 1,9%.

Penggunaan Dana Right Issue

Di sisi lain, BNC berencana sebanyak-banyaknya menerbitkan 2.617.133.843 saham baru dengan nilai Rp 650. Sehingga target dana yang diperoleh yakni sebesar Rp 1,70 triliun, utamanya sebagai pemenuhan POJK No.12/POJK.03/2020 tentang bank umum wajib memiliki modal tier 1 ekuitas minimal Rp 3 triliun pada akhir Desember 2022.

BNC memprediksi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) akan meningkat dari 20% di kuartal III-2022 menjadi 30% setelah right issue dilakukan. Selain itu, perolehan dana hasil right issue bakal dipakai untuk mendukung ekspansi kredit perseroan, baik secara digital maupun konvensional.

Per September 2022, kredit yang disalurkan senilai Rp 8,9 triliun tumbuh 131,77% (yoy). Diperkirakan dapat mencapai Rp 10-11 triliun sampai akhir tahun ini dan kembali tumbuh tinggi tapi konservatif sebesar 30% untuk tahun 2023.

Direktur Kepatuhan BNC Ricko Irwanto menyampaikan, dana right issue turut memperkuat kegiatan operasional perbankan yang tidak terbatas pada rekrutmen dan pengembangan SDM. Serta terkait promosi untuk mengakuisisi pengguna baru aplikasi Neobank. "Yang terakhir itu adalah mendukung pengembangan teknologi informasi, antara lain namun tidak terbatas pada pengembangan aplikasi digital banking," imbuh dia.

Pihaknya tidak mengelak potensi kembali menghimpun dana di tahun depan, baik melalui right issue maupun via private placement. Penggalangan dana akan disesuaikan dengan situasi pasar dan performa bisnis perusahaan.

Editor: Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 4 menit yang lalu

Sosok Ibu Harus Bisa Terapkan Manajemen Waktu

Eriska Rein turun langsung mengurus dua anaknya yang masih kecil.
Market 8 menit yang lalu

WIKA Raih Kontrak Baru hingga April Rp 8,76 Triliun

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) meraih kontrak baru hingga April 2023 sebesar Rp 8,76 triliun.
Business 3 jam yang lalu

SRC Tambahkan Fitur Inovatif di Aplikasi Ayo

SRC meluncurkan wajah baru aplikasi digital Ayo dengan penambahan sejumlah fitur inovatif terbaru.
Business 3 jam yang lalu

Aruna Buka Lapangan Pekerjaan bagi 5.000 Masyarakat Pesisir

Aruna telah berkembang pesat dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 5.000 orang di sekitar wilayah pesisir pantai.
Finance 4 jam yang lalu

Cetak Pendapatan US$ 20,4 M, Business Network International Lansir Chapter Magnify

Khusus di Indonesia BNI telah membuka 7 chapter dan akan menjadi 10 chapter dalam waktu dekat.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id