Pertengahan 2023, Bank IBK Indonesia (AGRS) Rights Issue Rp 1,2 T

JAKARTA, investor.id – PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) segera melakukan Penawaran Umum Terbatas V dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp 1,2 triliun pada pertengahan tahun 2023.
“Rights issue sebanyak Rp 1,2 triliun, pembeli siaga (sebesar) Rp 1 triliun dari IBK Korea. Sisanya ditawarkan kepada masyarakat sesuai ketentuan. Target rights issue pertengahan tahun,” ujar Direktur Kepatuhan Bank IBK Indonesia Alexander Rori dalam Press Conference & Investor Relation di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Baca juga: Kasus Gugatan Kreditur, Garuda (GIAA) Belum Terima Notifikasi dari PN Jakpus
Direktur Utama PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) Chae Jae Young menyampaikan perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 13,81 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut bergantung pada keperluan dana perseroan dan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas V.
Dengan penambahan modal melalui rights issue tersebut, maka saham yang dikeluarkan perseroan sebelum rights issue dapat terdilusi paling banyak 33,32%. “Kami optimistis, dengan adanya peningkatan modal ini, struktur permodalan menjadi lebih baik sehingga perseroan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usaha ke depan yang kondisinya semakin menantang," kata dia.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14/2019, pelaksanaan rights issue harus mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan RUPSLB. Sehingga, perseroan akan menyelenggarakan rights issue pada tahun 2023, dan ditargetkan pada pertengahan tahun.
Baca juga: Perhatian! Saham Batu Bara Masuk Fase Konsolidasi
Pada kesempatan tersebut, pihaknya mengungkapkan, laba versih perseroan meningkat delapan kali lipat dari Rp 13 miliar pada 2021 menjadi Rp 104 miliar pada 2022, dan total aset meningkat 28,5% year on year (yoy) dari Rp 14,28 triliun pada 2021 menjadi Rp 18,35 triliun pada 2022. Selain itu, dia menyebut core capital meningkat 42% (yoy) dari Rp 2,90 triliun pada 2021 menjadi Rp 4,12 triliun pada 2022.
“IBK Indonesia baru tiga tahun, namun keberadaan kami sudah menempati posisi yang patut diperhitungkan dengan pencapaian kinerja yang membanggakan,” ucap Young. Menurut dia, IBK Indonesia juga berhasil mengelola rasio non-performing loan (NPL) di bawah 2%, atau lebih baik dari rata-rata NPL seluruh bank di Indonesia.
Baca juga: Usai IPO, Pelita Teknologi (CHIP) Genjot Penjualan ke Luar Negeri
Kredit Naik 32,7%
Dia menambahkan, kredit perseroan meningkat sebesar 32,7% (yoy) menjadi Rp 8,06 triliun pada tahun 2022, dari sebelumnya Rp 6,06 triliun tahun 2021. Kemudian, deposit tumbuh 32,4% yoy menjadi Rp 8,37 triliun pada tahun 2022, dari Rp 6,32 triliun pada tahun 2021, serta forex meningkat tajam 126% (yoy) menjadi Rp 812 miliar pada 2022, dari sebelumnya Rp 360 miliar tahun 2021.
Young menyampaikan, kinerja IBK Indonesia 2022 ini memberikan gambaran lebih jelas atas komitmen dari manajemen untuk mencapai target jangka panjang IBK Indonesia tahun 2030 yaitu untuk mencapai total aset Rp 50 triliun dan laba bersih Rp 1 triliun. “Ini sejalan dengan visi IBK Indonesia yaitu menjadi bank yang profesional, inovatif, dan terkemuka untuk SME dan corporate,” papar dia.
IBK Indonesia merupakan bank hasil penggabungan antara PT Bank Agris Tbk dan PT Bank Mitraniaga Tbk pada 2019. Pemegang saham bank ini terdiri atas IBK Korea sebesar 91,24% dan masyarakat sebesar 8,76%. Saham IBK Indonesia tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham AGRS. Sampai dengan saat ini, IBK Indonesia memiliki 32 cabang yang tersebar di Jawa (25 cabang), Sumatera (enam cabang), dan Kalimantan (satu cabang) dengan jumlah karyawan 662.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Jalin Kolaborasi dengan Mineski, LinkAja Hadirkan Fitur mgames
Kehadiran mgames di aplikasi LinkAja untuk memperkaya pengalaman bertransaksi digital bagi lebih dari 80 juta pengguna LinkAja.Duh, Kerugian Indofarma (INAF) Bertambah Besar hingga 10 Kali Lipat Lebih
Indofarma (INAF) belum keluar dari masa-masa sulit. Kerugian bertambah besar hingga 10 kali lipat lebih.Antam (ANTM) Investasi Besar-besaran, Potensi Cuan Sahamnya Masih Tebal
Antam (ANTM) akan investasi besar-besaran seiring keterlibatannya dalam ekosistem kendaraan listrik (EV). Potensi cuan ANTM masih tebal.Teknologi OpenAI pada Zoom Memperkuat Fleksibilitas Pengguna
Membangun solusi AI ke dalam produk Zoom untuk mendukung pelanggan agar menjadi lebih produktif.12 Juta Wajib Pajak Laporkan SPT, Tingkat Kepatuhan?
Hingga 31 Maret 2023 pukul 24.00 WIB, DJP telah menerima 12,01 juta Surat Pemberitahuan (SPT Tahunan) dari wajib pajak.Tag Terpopuler
Terpopuler
