Rasio Likuiditas BNI Capai 219%, Aman Terhadap Guncangan

JAKARTA, investor.id - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mampu mengelola likuiditas dengan baik di tengah kondisi perekonomian yang belum stabil. Selain itu, BNI juga mampu menjaga keuangan bank dalam kondisi likuid untuk memenuhi berbagai kebutuhan dana nasabah.
Hal tersebut tercermin dari liquidity coverage ratio (LCR) yang mencapai 219 persen dan net stable funding ratio (NSFR) yang berada di posisi 124,2 persen pada Desember 2022, jauh di atas ketentuan regulator sebesar 100 persen.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, angka-angka tersebut menunjukkan ketahanan BNI terhadap guncangan yang mungkin terjadi.
"Profil likuiditas kami sangat baik, jauh di atas persyaratan regulator," kata Okki pada Jumat (17/3).
Okki menjelaskan, sebagian besar pendanaan BNI terdiri dari pendanaan yang stabil yang bersumber dari dana pihak ketiga dan hanya kurang dari 10 persen yang berasal dari pendanaan wholesale seperti obligasi yang diterbitkan, pinjaman, dan deposito dari bank lain.
"Kepercayaan deposan terhadap BNI juga terjaga dengan pertumbuhan current account saving account (CASA) yang sehat, sehingga CASA ratio kami saat ini ada di kisaran 73 persen," tambahnya.
Selain itu, lanjut Okki, risiko tekanan pada aset juga sangat kecil karena hanya sebagian kecil dari aset produktif BNI yang merupakan surat berharga non-pemerintah.
Dari total portofolio bond yang dimiliki BNI saat ini, 95 persen merupakan obligasi pemerintah yang berisiko rendah dengan rata-rata tenor +/- 3 tahun.
"Kami akan terus menerapkan asas prudensial dalam operasional dan bisnis, sehingga dapat terhindar dari risiko-risiko berat di pasar global," paparnya.
Dari sisi permodalan, tambah Okki, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BNI saat ini di atas 20 persen (21,25 persen di bulan Februari 2023), jauh di atas ketentuan regulator dan jauh lebih baik dibandingkan dengan bank-bank global lainnya.
"LDR BNI dalam keadaan baik dan dikelola dengan hati-hati. Kami percaya bahwa model bisnis BNI sangat kuat," tutup Okki.
Editor: Yurike Metriani (yurikemetriani@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
STA Resources (STAA) Cetak Penjualan Rp 6 Triliun, Wilmar Pembeli Terbesar
Sumber Tani Agung Resources (STAA) atau STA Resources membukukan penjualan Rp 6 triliun, Wilmar menjadi pembeli terbesar.Pilarmas: IHSG Melemah Terbatas, Cuan Bakal Bertebaran pada Lima Saham Ini
Pilarmas mengatakan, berdasarkan analisa teknikal, melihat IHSG hari ini berpotensi melemah terbatas. Cuan bakal bertebaran pada lima sahamMinyak Terpangkas 1% Tertekan Keputusan AS Soal Cadangan Strategis
Harga minyak terpangkas 1% pada Kamis (23/3/2023). tertekan pernyataan Menteri Energi AS bahwa pengisian ulang SPR memakan waktu lamaPandemi Covid-19 Berlalu, Adi Sarana Siapkan Capex Jumbo
PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyiapkan capex jumbo, Rp 1,5 triliun, tahun ini untuk menambah jumlah armada.MNC Sekuritas: IHSG Uji Rentang Ini, Intip Saham-Saham Calon Cuan di Hari Kejepit
MNC Sekuritas memprediksi IHSG hari ini uji rentang 6.693-6.731. Intip saham-saham calon cuan di hari kejepit ini. Salah satunya BBKP.Tag Terpopuler
Terpopuler
