Rabu, 31 Mei 2023

Ekonom Proyeksi BI Pertahankan Suku Bunga 5,75% Sepanjang 2023

Grace El Dora
23 Mar 2023 | 17:27 WIB
BAGIKAN
Bank Indonesia. (Foto: ANTARA/BI Dokumentasi/pri.)
Bank Indonesia. (Foto: ANTARA/BI Dokumentasi/pri.)

JAKARTA, investor.id – Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75% hingga sisa 2023.

“Secara keseluruhan, kami tetap memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% hingga sisa 2023 dengan tetap mewaspadai perkembangan ekonomi global ke depan yang masih penuh dengan ketidakpastian,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (23/3).

Menurutnya berbagai kondisi terkini memberi ruang bagi BI untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75%.

Advertisement

Dari sisi eksternal, Federal Reserve (Fed) memberi sinyal tidak akan mengubah terminal rate di 2023 yang berkisar 5% sampai 5,25% di tengah peningkatan inflasi akibat pasar tenaga kerja yang mengetat di Amerika Serikat (AS).

“Artinya, suku bunga acuan Fed Funds Rate saat ini yang sebesar 5% sudah mendekati puncak,” kata Faisal.

Fed juga mengakui perkembangan ekonomi AS baru-baru ini, yakni terkait dengan kegagalan Silvergate Bank, Silicon Valley Bank (SVB), dan Signature Bank, membuatnya perlu menyeimbangkan perang melawan inflasi dengan risiko krisis perbankan.

“Namun, konsensus pasar memperkirakan Fed harus segera menghentikan siklus pengetatan moneter dan mengubah kebijakan untuk memangkas suku bunga, untuk mendukung stabilitas keuangan setelah runtuhnya tiga bank regional AS dan pengambilalihan Credit Sussie,” tambahnya.

Dari sisi domestik, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 tetap mencatat surplus US$ 5,48 miliar di tengah ancaman perlambatan ekonomi global sehingga cadangan devisa terus meningkat menjadi US$ 140,3 miliar.

Inflasi juga berada dalam tren menurun dimana pada Februari 2023 inflasi tercatat sebesar 5,47% secara tahunan atau turun dari 5,95% secara tahunan pada September 2022, saat pemerintah menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

“Kondisi tersebut mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan menekan risiko inflasi impor. Oleh karena itu, kami melihat ruang untuk menaikkan suku bunga acuan BI tahun ini akan sangat terbatas,” katanya.

Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Finance 1 jam yang lalu

Cetak Pendapatan US$ 20,4 M, Business Network International Lansir Chapter Magnify

Khusus di Indonesia BNI telah membuka 7 chapter dan akan menjadi 10 chapter dalam waktu dekat.
Market 1 jam yang lalu

PGAS Jadi Saham Recommended, setelah Kabar Ini Keluar

PGAS menjadi saham recommeded begitu kabar pengumuman dividen kakap tahun buku 2022 keluar.
Lifestyle 1 jam yang lalu

Formula E Kembali Digelar, DHL Jadi Mitra Logistik Resmi

Menggunakan bahan bakar bio untuk semua angkutan darat dan laut, DHL memindahkan sekitar 415-ton kargo penting di setiap balapan.
Business 1 jam yang lalu

Telkomsel Fokus Perkuat Bisnis Broadband TelkomGroup

Telkom memperoleh persetujuan pemegang saham independen atas aksi korporasi pemisahan segmen usaha (spin-off) IndiHome ke Telkomsel.
Market 3 jam yang lalu

Wah, Garuda (GIAA) Pasang Target Pendapatan Naik Lebih Tinggi

Garuda Indonesia (GIAA) bersiap ‘lepas landas’ dengan target kenaikan pendapatan yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id